Digitalisasi Dongkrak Hasil Ekonomi Indonesia USD120 Miliar, Kemenperin Dorong Sertifikasi Manager Transformasi Industri
Pasardana.id - Kementerian Perindustrian berperan aktif dalam mempercepat transformasi digital di sektor industri manufaktur untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Langkah strategis ini juga dinilai akan membawa dampak positif dalam memacu perekonomian nasional.
Oleh karena itu, guna mendukung sasaran tersebut, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang industri 4.0.
Dalam hal ini, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) terus mendorong dilakukannya sertifikasi kompetensi bagi manager transformasi industri 4.0.
“Kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam menyiapkan SDM unggul yang mampu memimpin proses digitalisasi di sektor industri, sekaligus mendorong perusahaan untuk mencapai status National Lighthouse Industri 4.0,” kata Kepala BSKJI, Andi Rizaldi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (21/7/2025).
Merujuk hasil penelitian yang dirilis McKinsey and Company, bahwa digitalisasi bisa mendongkrak pendapatan sebesar US$120 miliar atas hasil ekonomi Indonesia pada tahun 2025.
Sekitar seperempat dari angka tersebut, atau senilai US$34 miliar, akan dihasilkan oleh sektor industri manufaktur.
“Sebagai konsekuensi, sekitar 20% tenaga kerja di Indonesia perlu dilatih ulang atau reskilling. Perusahaan-perusahaan di Indonesia perlu menyiapkan tenaga kerjanya untuk membantu perusahaan memulai perjalanan industri 4.0 mereka,” ungkap Andi.
National Lighthouse Industri 4.0 adalah program nasional yang bertujuan menjadikan perusahaan-perusahaan unggulan sebagai contoh nyata penerapan teknologi manufaktur digital.
Perusahaan yang meraih predikat ini diharapkan dapat menjadi showcase praktik terbaik transformasi digital, yang mampu menginspirasi dan menstimulasi kemajuan industri nasional secara lebih luas.
Kepala BSKJI menjelaskan, National Lighthouse Industri 4.0 di Indonesia memiliki dampak positif signifikan bagi sektor industri manufaktur, yaitu peningkatan produktivitas manufaktur hingga 5%-22%, penurunan biaya produksi sebesar 3-78 persen, dan peningkatan efisiensi energi sebesar 4%-40%.
“Perusahaan yang menjadi National Lighthouse Industri 4.0 menunjukkan peningkatan inovasi, yang tercermin dalam kenaikan peringkat Global Innovation Index (GII) Indonesia.
Saat ini, Indonesia meraih peringkat ke-54 dari 133 negara dalam GII 2024,” tuturnya.
Andi menegaskan, pengembangan kompetensi SDM menjadi kunci dalam percepatan transformasi digital di sektor industri manufaktur.
“Teknologi tanpa kesiapan manusia hanya akan menjadi aset yang tidak termanfaatkan. Oleh karena itu, sertifikasi ini penting untuk memastikan para manager memiliki kompetensi dalam memimpin perubahan menuju industri 4.0,” ujarnya.
Sertifikasi kompetensi bagi manager transformasi industri 4.0 ini menyasar para profesional yang memiliki peran strategis di dalam perusahaan, khususnya dalam hal pengambilan keputusan, perencanaan transformasi, dan pengelolaan proyek digitalisasi.
Adapun materi sertifikasi mencakup pemahaman mendalam terhadap konsep-konsep kunci industri 4.0, penyusunan roadmap digital, penguatan manajemen perubahan, serta strategi dan evaluasi terhadap integrasi teknologi digital dalam proses bisnis.
“Kegiatan ini juga mendukung pencapaian indikator dalam Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), yaitu sebuah alat ukur kesiapan industri dalam menghadapi era digital,” kata Andi.
Dari lima pilar utama yang menjadi indikator INDI 4.0, pilar manajemen dan organisasi menjadi fondasi penting yang menentukan keberhasilan transformasi digital.
“Manager kompeten tentunya akan mampu menyelaraskan visi perusahaan dengan implementasi teknologi, serta membangun budaya organisasi yang adaptif terhadap perubahan,” imbuhnya.

