ANALIS MARKET (22/5/2025): IHSG Berpotensi Koreksi

foto: ilustrasi (ist)
foto: ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (21/5), IHSG ditutup naik 0.67%, dan disertai dengan net buy asing sebesar Rp993 Miliar.  

Saham yang paling banyak dibeli asing adalah BBCA, ANTM, BBRI, BMRI dan GOTO.  

Sementara itu, Indeks-indeks Wall Street anjlok pada Rabu (21/5). Hal tersebut karena kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah dan kekhawatiran baru soal defisit anggaran AS yang menyebabkan aksi jual masif. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,91%, S&P 500 turun 1,61%, dan Nasdaq Composite melemah 1,41%. Tekanan pasar disebabkan kenaikan imbal hasil obligasi 30 tahun AS mencapai 5,09%, tertinggi sejak Oktober 2023. Sementara imbal hasil obligasi acuan 10Y naik ke 4,59%. Kenaikan imbal hasil didorong kekhawatiran investor terhadap RUU anggaran baru yang dinilai akan memperburuk defisit fiskal AS. RUU tersebut diperkirakan akan disahkan menjelang tenggat waktu Memorial Day oleh Ketua DPR Mike Johnson, setelah tercapai kompromi soal pemotongan pajak negara bagian dan lokal. Di sisi saham, saham Target anjlok 5,2% setelah perusahaan memangkas proyeksi penjualan tahunan. Manajemen menyebut ketidakpastian tarif dan reaksi publik terhadap penarikan program keberagaman sebagai faktor utama. Saham UnitedHealth menurun 5,8% setelah mendapat penurunan peringkat dari HSBC. Raksasa teknologi seperti Apple dan Amazon juga ikut terkoreksi akibat kenaikan imbal hasil obligasi. 

Di sisi lain, Pasar saham Asia-Pasifik diturup bervariasi pada Rabu (21/5), meskipun Wall Street mencatatkan pelemahan. Di jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,61%, dan Topix turun 0,22%. Sementara itu di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,91% dan Kosdaq menguat 1,13%. Kemudian, indeks S&P/ASX 200 Australia bertambah 0,52%, Hang Seng Hong Kong naik 0,51%, CSI 300 China naik 0,47% dan Taiex Taiwan meningkat 1,29%. Di sisi lain, pasar mencermati rilis data ekonomi dari berbagai negara di kawasan. Jepang mencatatkan perlambatan ekspor untuk bulan kedua secara beruntun, di tengah tekanan dari kebijakan tarif impor besar-besaran yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump. Di domestik, Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20-21 Mei 2025, memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan (BI-rate) sebesar 25 bps menjadi 5,50%.   

Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, dalam riset Kamis (22/5), Fanny Suherman, CFP selaku Head of Retail Research BNI Sekuritas menyebutkan, “IHSG hari ini berpotensi koreksi jika gagal break resistance di 7170. Diperkirakan Support IHSG: 7040-7070 dan Resist IHSG: 7170-7230.” 

Lebih lanjut disebutkan beberapa saham yang bisa menjadi Trading Idea hari ini, yaitu: BKSL, BFIN, NCKL, DKFT, MDKA, dan PGAS. 

Berikut ini rekomendasi trading sahamnya; 

BKSL, Spec Buy dengan area beli di 102-103, cutloss di bawah 100. Target dekat di 105-107.  

BFIN, Spec Buy dengan area beli di 900-915, cutloss di bawah 880. Target dekat di 940-960.  

NCKL, Spec Buy dengan area beli di 670-690, cutloss di bawah 660. Target dekat di 720-735.  

DKFT, Spec Buy dengan area beli di 360, cutloss di bawah 350. Target dekat di 376-386.  

MDKA, Spec Buy dengan area beli di 2010-2030, cutloss di bawah 1940. Target dekat di 2100-2130.  

PGAS, Spec Buy dengan area beli di 1725-1735, cutloss di bawah 1715. Target dekat di 1760-1770.