Menteri Transmigrasi Siap Bantu Cari Investor Buat Pemkab Natuna Garap Wilayahnya

Foto : ig kementrans.ri
Foto : ig kementrans.ri

Pasardana.id - Menteri Transmigrasi (Mentrans), M. Iftitah Sulaiman Suryanagara mengungkapkan, jika kementeriannya siap untuk mencari investor buat Pemerintah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau agar mau menanamkan modalnya demi mengembangkan kawasan transmigrasi di daerah tersebut.

Meski membutuhkan waktu lama untuk mengembangkan suatu kawasan transmigrasi, kata Iftitah, tidak masalah asalkan hasilnya jelas dan berkelanjutan.

"Transformasi transmigrasi yang sedang kami kembangkan akan mengarah pada industrialisasi dan hilirisasi yang ditopang oleh masyarakat transmigran yang unggul," ujar Iftitah saat bertemu dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Natuna, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Rabu, (23/4).

Ia juga mengatakan, pengembangan transmigrasi di kabupaten tersebut tidak hanya terbatas pada sektor maritim, tapi juga pariwisata.

Dan untuk mendukung potensi tersebut, pihaknya pun berupaya untuk mencari regulasi yang memungkinkan pembukaan pelabuhan di Natuna.

"Natuna memiliki potensi besar. Kami akan agendakan kunjungan ke sana untuk belanja masalah langsung di lapangan. Fokus kami adalah pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui program transmigrasi yang terintegrasi," ucap Iftitah.

Sementara itu, Bupati Natuna, Cen Sui Lan menyampaikan, bahwa Natuna memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata, gas alam, perikanan, kelapa, dan cengkih.

Namun, ia menyatakan, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) membuat sektor-sektor tersebut belum tergarap maksimal, mengingat banyak pulau di Kabupaten Natuna yang tak berpenghuni, yakni 127 pulau dari total 154 pulau yang tersebar di kabupaten tersebut.

"Kondisi Natuna yang seperti itu, membuat Natuna ini susah untuk berkembang. Natuna berada di lokasi yang terluar, terdepan, dan tertinggal dibandingkan provinsi Kepulauan Riau lainnya," katanya.

Cen mengatakan, kekurangan SDM tersebut membuat penduduk setempat kalah bersaing, contohnya dalam sektor perikanan tangkap, nelayan lokal kalah bersaing dengan nelayan pendatang.

Bahkan untuk pengolahan cengkih pun, tenaga kerja masih banyak didatangkan dari Jawa.

Pihaknya pun meminta agar akses ke Natuna dibuka selebar-lebarnya, termasuk membangun kawasan ekonomi maritim agar investor dapat masuk.

"Selama ini sumber daya alam dikelola oleh pemerintah provinsi, sementara Natuna hanya mendapat sedikit bagian dari hasil APBN. Kami berharap Pak Menteri membantu kami untuk membuka kawasan dan mengundang investor untuk masuk Natuna," ujarnya.