ANALIS MARKET (20/2/2025): IHSG Berpotensi Sideways Cenderung Koreksi
Pasardana.id – Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (19/2), IHSG ditutup melemah -1.14% ke level 6795, dan disertai dengan net sell asing sebesar Rp1.13 Triliun (all market).
Saham yang paling banyak di jual asing adalah BBCA, BMRI, AMRT, BBRI, dan ERAA.
Sementara itu, Indeks-indeks Wall Street naik lagi pada Rabu (19/2). Bahkan, S&P 500 kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Indeks S&P 500 naik 0,24%, sedangkan Nasdaq Composite naik tipis 0,07% dan Dow Jones Industrial Average menguat 71,25 poin atau 0,16%. Saham Microsoft melonjak 1,3% dan memimpin sektor teknologi setelah perusahaan meluncurkan chip komputasi kuantum pertamanya. Tesla naik hampir 2%, sementara Analog Devices melesat hampir 10% setelah melaporkan kinerja keuangan kuartalan lebih baik dari perkiraan. Trump pada Selasa (18/2) mengungkapkan rencana penerapan tarif 25% untuk mobil, semikonduktor, dan farmasi impor. Meski belum menjelaskan apakah kebijakan ini akan bersifat menyeluruh atau tertarget, Trump menyebut tarif bisa mulai diberlakukan pada 2 April 2025. Selain itu, ada beberapa sentimen jangka pendek yang memengaruhi pasar, termasuk terkait Dogecoin, Elon Musk, dan tarif.
Di sisi lain, Saham Asia-Pasifik sebagian besar turun pada Rabu (19/2), meskipun Wall Street mencatat kenaikan semalam dengan S&P 500 catat rekor tertinggi. Indeks Nikkei 225 Jepang menurun 0,27%, dan indeks Topix turun 0,30%. Sentimen bisnis untuk produsen Jepang meningkat untuk bulan kedua pada bulan Februari. Indeks sentimen produsen naik menjadi plus 3 -tingkat tertinggi sejak November- dari plus 2 pada bulan Januari. Di Korea Selatan, Kospi melesat 1,70%, dan Kosdaq naik 0,60%. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,14%. S&P/ASX 200 Australia menurun 0,73%, sehari setelah bank sentral negara tersebut memangkas suku bunga sebesar 25bps menjadi 4,10%. Di sisi lain, Bank Sentral Selandia Baru diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 50bps menjadi 3,75%. Bank sentral telah memangkas suku bunga sebesar 125bps sejak Agustus lalu, namun masih diharapkan untuk melakukan pemotongan lebih lanjut untuk mendukung ekonomi yang sedang resesi dengan tingkat pengangguran yang masih meningkat.
Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, dalam riset Kamis (20/2), Karina Rusfidyawati selaku Retail Research Analyst BNI Sekuritas menyebutkan, “IHSG hari ini berpotensi sideways cenderung koreksi. Diperkirakan Support IHSG: 6725-6680 dan Resist IHSG: 6865-6925.”
Lebih lanjut disebutkan beberapa saham yang menjadi Trading Idea hari ini, yaitu: PGEO, INDF, TPIA, BRMS, GOTO, dan DOOH.
Berikut ini rekomendasi trading sahamnya;
PGEO, Spec Buy dengan area beli di 905, cutloss jika break di bawah 895. Jika tidak break di bawah 895, potensi naik ke 925-940 short term.
INDF, Spec Buy dengan area beli di 7975, cutloss jika break di bawah 7850. Jika tidak break di bawah 7850, potensi naik ke 8150-8250 short term.
TPIA, Spec Buy dengan area beli di 7950, cutloss jika break di bawah 7825. Jika tidak break di bawah 7825, potensi naik ke 8100-8225 short term.
BRMS, Spec Buy dengan area beli di 392, cutloss jika break di bawah 386. Jika tidak break di bawah 386, potensi naik ke 400-408 short term.
GOTO, Spec Buy dengan area beli di 80, cutloss jika break di bawah 78. Jika tidak break di bawah 78, potensi naik ke 81-83 short term.
DOOH, Spec Buy dengan area beli di 127, cutloss jika break di bawah 125. Jika tidak break di bawah 125, potensi naik ke 129-131 short term.

