KSEI 28 Tahun: Investor Tembus 20 Juta, Aset Rp10.259 Triliun, Siap Lompat ke Panggung Global!
Pasardana.id - Pada hari jadinya yang ke-28 tahun, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terus berkomitmen melakukan berbagai inovasi untuk mengembangkan dan meningkatkan kenyamanan bertransaksi di pasar modal Indonesia.
Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun KSEI, Selasa (23/12), Direksi KSEI menyampaikan pencapaian yang telah diraih sepanjang tahun 2025, serta beberapa update dari rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) dan program strategis KSEI tahun 2026.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat menyampaikan beberapa pencapaian kinerja operasional yang telah berhasil diraih KSEI.
“Dari sisi pertumbuhan investor, jumlah Single Investor Identification (SID) telah meningkat 35%, yaitu dari 14,87 juta pada tahun 2024 menjadi 20,12 juta pada 19 Desember 2025,” ucap Samsul, dalam keterangan tertulis, Rabu (24/12).
Lebih lanjut Samsul mengatakan, jumlah tersebut merupakan jumlah SID terkonsolidasi yang terdiri dari investor saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBN) dan efek lain yang tercatat di KSEI.
Secara rinci, terdapat 8,50 juta investor yang memiliki saham dan efek lainnya (meningkat 33% dari tahun 2024 sebesar 6,38 juta investor), 18,99 juta investor memiliki aset reksa dana (meningkat 35% dari tahun 2024 sebesar 14,03 juta investor), dan 1,40 juta investor memiliki SBN (meningkat 17% dari tahun 2024 sebesar 1,19 juta investor).
Sementara itu, Direktur Penyelesaian, Kustodian, dan Pengawasan KSEI, Eqy Essiqy menjelaskan, jumlah peningkatan total aset dan aset under management (AUM) reksa dana.
Menurut Eqy, total aset yang tercatat di KSEI per tanggal 28 November 2025 meningkat menjadi Rp10.259 triliun, atau meningkat 25% dibandingkan dengan tahun 2024.
“Peningkatan tersebut sejalan dengan peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia. Adapun jumlah efek yang tercatat di pada sistem The Central Securities and Book-Entry Settlement System (C-BEST) berjumlah 3.575 atau meningkat 9% dibandingkan dengan tahun 2024,” papar Eqy.
Sedangkan dari sisi AUM reksa dana, lanjut Eqy, tercatat peningkatan sebesar 21% dibandingkan tahun 2024 menjadi Rp979 triliun.
Dari sisi jumlah produk investasi, terdapat 2.317 produk investasi yang tercatat di KSEI.
Data ini menunjukkan peningkatan sebesar 2% dibandingkan dengan tahun 2024.
Terkait dengan RJPP dan rencana strategis perusahaan, Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Manajemen Informasi KSEI, Dharma Setyadi menjelaskan, bahwa pada tahun 2026, KSEI memfokuskan penguatan infrastruktur dan sistem utama dengan menempatkan ketahanan siber sebagai prioritas utama.
“Berbagai rencana strategis yang telah direncanakan KSEI sejalan dengan kebutuhan pemakai jasa maupun pelaku industri pasar modal Indonesia. Sedangkan RJPP adalah rencana KSEI yang lebih besar dan menyeluruh, tidak hanya untuk pihak eksternal, tetapi juga terdapat pengembangan dari sisi internal,” ungkap Dharma.
Salah satu strategis tahun 2026, meliputi upgrade dari aplikasi dan sistem KSEI, yaitu pembaruan C-BEST, Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu (S-INVEST), dan Electronic General Meeting System (eASY.KSEI).
Selain itu, KSEI tengah melakukan penyusunan kajian terkait persiapan infrastruktur International Central Securities Depository (ICSD) Linkage.
Jika terealisasi, ICSD Linkage diharapkan dapat memperluas akses transaksi fund offshore, meningkatkan efisiensi investor lintas negara, dan mengoptimalkan pemanfaatan SID lintas industri.
Rencana strategis terakhir di tahun 2026 lainnya meliputi pengembangan omnibus settlement, yang merupakan penyesuaian proses penyelesaian transaksi bursa dengan praktik yang diterapkan secara umum di Central Counterparty (CCP).
Untuk meningkatkan peran KSEI sebagai Kustodian sentral yang berdaya saing global, serta mendukung perkembangan pasar modal melalui kerja sama internasional, KSEI menambah kesepakatan kerja sama melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan lembaga Kustodian sentral dari negara lain.
Sepanjang tahun 2025, KSEI mengikat kerja sama dengan National Settlement Depository (NSD) dari Rusia pada Mei 2025, dan Kazakhstan Central Securities Depository (KCSD) pada September 2025.
Direktur Keuangan dan Administrasi KSEI, Imelda Sebayang menyampaikan, “Setiap tahunnya, KSEI berupaya melakukan perluasan kerja sama dengan lembaga Kustodian sentral asing. Selain bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi pasar modal di kawasan regional dan di negara masing-masing, kerja sama internasional tersebut menjadi salah satu langkah strategis KSEI untuk menjadi lembaga Kustodian sentral yang kredibel dan berdaya saing internasional.”
Penandatanganan MoU tersebut menandai kerja sama KSEI dengan dari negara lain yang total telah berjumlah sebelas kerja sama.
Sebelumnya, KSEI juga telah menandatangani MoU dengan lembaga Kustodian negara lain, yaitu Singapura, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Iran, Taiwan, Turki, Viet Nam, dan Sri Lanka.
Imelda menambahkan, KSEI juga telah berpartisipasi sebagai anggota forum internasional untuk lembaga Kustodian sentral, yaitu Asia Pacific Central Securities Depository Group (ACG), The Association of Eurasian Central Securities Depositories (AECSD), ASEAN+3 Bond Market Forum (ABFM), dan Cross-Border Settlement Infrastructure Forum (CSIF).
Setiap tahunnya, KSEI berperan sebagai anggota aktif pada forum ACG dan AECSD, dengan mengirimkan Direksi dan karyawan KSEI sebagai narasumber maupun peserta delegasi.
Sedangkan untuk forum ABMF dan CSIF, KSEI terlibat dalam diskusi dengan lembaga Kustodian sentral lain terkait dengan isu maupun agenda penting lainnya terkait industri pasar modal global.
Sebagai penutup, Direksi KSEI menyampaikan harapannya, agar KSEI di usia ke-28 tahun selalu siap memberikan performa yang terbaik untuk mendukung pengembangan pasar modal Indonesia melalui pengembangan infrastruktur yang inovatif dan sesuai dengan dinamika.

