Bahlil Berencana Setop Impor Solar Tahun Depan

Foto : istimewa

Pasardana.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia berencana akan menghentikan impor bahan bakar minyak (bbm) jenis solar pada tahun 2026.

Dengan mengandalkan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, kebijakannya tersebut berlaku untuk seluruh badan usaha SPBU di Indonesia.

Bahlil mengatakan, dengan mulai beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur, maka kapasitas produksi solar nasional bertambah sekitar 100.000 barrel per hari.

Proyek modernisasi dan pengembangan kilang minyak yang akan diresmikan pada Desember 2026 ini dan merupakan kilang terbesar yang dikerjakan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) itu bakal memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah dari sekitar 260.000 barrel per hari menjadi 360.000 barrel per hari.

Dengan adanya tambahan tersebut, maka kebutuhan konsumsi solar nasional dinilai dapat terpenuhi dari produksi dalam negeri.

Sehingga pemerintah menargetkan mulai tahun depan sudah tidak perlu impor solar.

"Sekalipun belum kita dorong ke B50, itu kita sudah surplus untuk solar. Jadi mulai tahun depan Indonesia tidak lagi melakukan impor solar, karena antara konsumsi dan produksi kita sudah cukup," ucap Bahlil.

Selanjutnya diikatakan, bahwa Indonesia berpotensi mengalami surplus solar sekitar 4 juta ton jika proyek kilang tersebut dikombinasikan dengan penerapan mandatori B50.

Pasalnya, penerapan B50 merupakan pencsmpuran solar dengan 50 persen minyak kelapa sawit atau fatty acid methyl ester (FAME) yang akan mengurangi konsumsi solar.

Bahlil bilang, surplus solar itu rencananya bakal dikonversi menjadi produk bahan bakar pesawat yakni avtur.

"Kita sedang berpikir, jika B50 didorong, maka solar yang surplus sekitar 4 juta ton itu akan kita konversi untuk produksi avtur. Sehingga pada 2026, insyaallah solar kita sudah aman dan avtur juga bisa diproduksi di dalam negeri,” ujarnya lagi.