Dalam Kendali Morris Capital, Multi Lemindo Siapkan Rencana Investasi hingga Penerbitan Obligasi

foto: dok. Multi Makmur Lemindo

Pasardana.id - PT Multi Makmur Lemindo Tbk (IDX: PIPA) memulai arah baru transformasi bisnis. 

Upaya ini sejalan dengan masuknya PT Morris Capital Indonesia (MCI) sebagai pemegang saham pengendali baru.

Perseroan menyatakan tengah memasuki fase transisi strategis dari entitas manufaktur berbasis PVC menjadi holding investasi yang berfokus pada sektor energi, khususnya pengembangan ekosistem minyak dan gas (migas) terintegrasi.

Langkah ini dipandang sejalan dengan upaya nasional untuk memperkuat infrastruktur dan ketahanan pasokan energi dalam negeri.

Direktur Utama Multi Makmur Lemindo, Imanuel Kevin Mayola, menegaskan optimisme manajemen terhadap langkah korporasi ini.

"Kami optimistis bahwa rangkaian aksi korporasi ini akan menjadi katalis positif bagi peningkatan nilai Perseroan dalam jangka menengah hingga panjang, termasuk potensi pertumbuhan kapitalisasi pasar," ujar Kevin dalam Public Expose Tahunan 2025, Rabu (17/12/2025).

Sejak Oktober 2025, kendali perusahaan secara resmi telah berpindah kepada MCI.

Saat ini, MCI tengah memproses Penawaran Tender Wajib (Mandatory Tender Offer/MTO) yang ditargetkan rampung pada awal 2026.

Komposisi kepemilikan saham Perseroan saat ini terdiri dari 49,92% saham milik MCI dan 50,08% saham publik, yang menunjukkan komitmen Perseroan untuk tetap menjaga kepemilikan publik yang signifikan.

Sebagai fondasi transformasi ke depan, Multi Lemindo memaparkan sejumlah inisiatif strategis pada tahun 2026, yaitu investasi inti bisnis.

Di sini, perseroan punya rencana investasi pada aset pengolahan minyak dan gas dengan estimasi nilai hingga Rp300 miliar.

Investasi ini diharapkan menjadi sumber pendapatan utama jangka panjang dengan margin yang lebih baik.

Selanjutnya ada penguatan infrastruktur, perseroan berencana menerbitkan obligasi senilai sekitar Rp460 miliar untuk memperkuat logistik dan infrastruktur energi, termasuk transportasi, penyimpanan, dan distribusi migas.

Lalu, ekspansi perdagangan, dimana PIPA menargetkan ekspansi usaha melalui akuisisi perusahaan afiliasi di sektor perdagangan migas.

Rencana ini akan dibiayai melalui penerbitan obligasi dengan nilai hingga Rp200 miliar.

Serangkaian langkah ini ditujukan untuk menciptakan sumber pendapatan berulang, memperbaiki struktur margin, dan memperkuat posisi PIPA dalam rantai pasok industri energi nasional.

Sebagai bagian dari penyesuaian struktur organisasi dan tata kelola pasca-akuisisi, PIPA berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Februari 2026.

Agenda utama rapat tersebut mencakup perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi, serta pemberian persetujuan awal atas rencana aksi korporasi penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Right Issue), yang ditargetkan terlaksana pada kuartal III 2026.