Resmi jadi Pengendali Geoprima Solusi, Tjokro Group Bakal Kerek Aset hingga Rp5 Triliun
Pasardana.id - Entitas milik Tjokro Group resmi menjadi pengendali baru PT Geoprima Solusi Tbk (IDX: GPSO), setelah melalui proses akuisisi sekitar 48,95% saham.
Lewat PT PIMSF Pulogadung, Tjokro Group telah mengambil alih saham tersebut dan menjalankan kewajibannya termasuk penawaran tender wajib kepada pemegang saham publik sesuai regulasi.
Target jangka panjang yang diusung oleh Tjokro Group setelah proses akuisisi ini tuntas nanti akan terus meningkatkan akselerasi untuk ekspansi bisnis perseroan hingga mancanegara mengingat tingginya pertumbuhan kebutuhan pasar terhadao produk-produk Perseroan.
Sang Nahkoda Tjokro Group yaitu Kurniawan Edi Tjokro menegaskan, saat ini total aset yang dimiliki sekitar Rp2 triliun dan dengan tambahan opsi pendanaan melalui pasar modal, group usaha ini optimis bisa ekspansi fasilitas produksi hingga total aset diproyeksikan mencapai Rp5 triliun.
Dalam keterangan resmi terkait akuisisi, PT PIMSF mengatakan, bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi investasi dan ekspansi Tjokro Group beserta afiliasinya.
Kurniawan Edi Tjokro menyampaikan, bahwa pengambilalihan GPSO bukan semata soal kepemilikan saham, melainkan upaya memperluas sayap ke sektor jasa, konstruksi industri, dan solusi mekanikal-sipil.
“Kami melihat potensi besar dalam sinergi antara kemampuan manufaktur kami, dengan kapabilitas GPSO di bidang mesin besar dan peralatan industri,” ujarnya, Rabu (10/12/2025).
Menurut Kurniawan, grup terus fokus pada dua pilar utama: layanan (service) dan manufaktur termasuk pembuatan komponen presisi, fabrikasi, instalasi, serta penyediaan mesin dan peralatan untuk sektor industri dan konstruksi.
Dengan masuknya GPSO ke jaringan Tjokro, mereka berharap dapat memperkuat posisi sebagai penyedia solusi menyeluruh dari hulu ke hilir.
“Kami tidak hanya membuat component lokal untuk otomotif, tetapi juga siap melayani kebutuhan mesin — dari pembuatan, fabrikasi, sampai instalasi — untuk industri berat dan proyek infrastruktur,” tambahnya.
Dengan akuisisi ini, Tjokro Group menunjukkan ambisi memperluas portofolio bisnis, memanfaatkan kapabilitas GPSO dalam perdagangan besar mesin dan peralatan industri untuk memperkuat layanan fabrikasi & konstruksi.
Memadukan keahlian manufaktur komponen presisi (core bisnis Tjokro) dengan bisnis peralatan & mesin besar milik GPSO, untuk menawarkan rangkaian layanan komprehensif dari manufaktur komponen kecil sampai instalasi mesin besar.
Memperluas pasar tidak hanya sektor otomotif dan manufaktur ringan, tetapi juga sektor industri berat, konstruksi, dan mungkin proyek-proyek infrastruktur berskala besar.
Mendorong efisiensi dan integrasi proses bisnis mengambil keuntungan dari kekuatan manufaktur internal dan jaringan distribusi/peralatan GPSO untuk bersaing, termasuk dengan produk impor murah.
Menurut pengumuman resmi, sejak akuisisi inti, PIMSF terus menambah porsi saham GPSO, menunjukkan komitmen jangka panjang untuk mengendalikan dan mengembangkan GPSO sebagai bagian dari grup.
Dengan masuknya Tjokro Group sebagai pemegang saham pengendali GPSO, ada potensi perubahan signifikan dalam lanskap industri manufaktur, konstruksi, dan penyediaan mesin di Indonesia.
Pemanfaatan kapabilitas lokal untuk memenuhi kebutuhan mesin dan komponen, mendukung program penggunaan komponen lokal (TKDN), serta mengurangi ketergantungan impor.
Kemungkinan integrasi vertikal — dari pembuatan komponen, fabrikasi mesin, sampai distribusi dan instalasi — yang memungkinkan efisiensi biaya dan konsistensi kontrol kualitas.
Peluang ekspansi ke sektor industri berat, konstruksi, dan proyek besar infrastruktur, sejalan dengan kebutuhan nasional akan pembangunan.
Bagi Tjokro Group, akuisisi ini bisa jadi momentum untuk memperkuat posisi sebagai pemain kelas menengah-besar dengan cakupan bisnis luas — dari komponen otomotif, manufaktur presisi, hingga mesin dan peralatan industri besar.
Meski langkah ini ambisius, Tjokro Group harus menghadapi tantangan integrasi bisnis dan manajemen — dari menyatukan budaya usaha manufaktur ringan dengan bisnis mesin berat & distribusi.
Tjokro sendiri menyatakan siap menjadikan GPSO bagian dari strategi jangka panjang : bukan hanya sebagai investasi keuangan, tetapi sebagai bagian dari visi grup untuk “menjadi penyedia solusi end-to-end industri dan konstruksi.”
“Kami siap membawa GPSO ke arah pertumbuhan, diversifikasi, dan sinergi yang kuat — untuk memberi nilai tambah maksimal, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi industri nasional,” pungkas Kurniawan.
Dengan demikian, akuisisi GPSO oleh Tjokro Group bisa menjadi awal dari transformasi besar dari manufaktur lokal ke pemain industri & kontraktor mesin besar berskala nasional.

