Investor Asing Siap Danai Proyek Sampah jadi Energi, Jumlahnya Ratusan

Foto : istimewa

Pasardana.id – Investor asing yang berminat terhadap proyek pengelolaan sampah menjadi energi Listrik atau waste to energy (WTE) masih sangat besar.

Hal tersebut diungkap Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani, kepada awak media pada Kamis (06/11) kemarin.

Rosan bilang, saat ini terdapat lebih dari 240 calon investor luar negeri yang telah menyatakan ketertarikan untuk menanamkan modal pada proyek tersebut.

“Saya laporkan bahwa kita sudah proses untuk apa melakukan penjaringan, pendaftaran sudah, dan penjaringan dari potensial investor. Memang ada lebih dari 200, 240 kalau enggak salah, yang berminat dalam dari luar negeri,” ucapnya.

Proses penjaringan investor, kata Rosan, dilakukan secara bertahap atau batch, karena pelaksanaannya menunggu hasil penilaian menyeluruh dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) serta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Setelah proses tersebut selesai, tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan bidding atau tender resmi.

“Dari kami kan menunggu kesiapannya sesudah dilihat secara penuh oleh Kementerian LH dan juga oleh Menko Pangan. Jadi kemudian baru diberikan kepada kami untuk melakukan proses bidding-nya, tendernya gitu,” terang dia.

Diungkap Rosan, saat ini terdapat tujuh daerah yang sudah mendapat lampu hijau dari Menko Pangan dan KLH untuk melanjutkan proyek WTE.

Dia memastikan, bahwa seluruh aspek pendukung mulai dari lahan, infrastruktur, hingga pasokan sampah di wilayah tersebut sudah siap.

“Iya kan ada 7 daerah ya yang sudah di apa, disetujui, diberikan green light lah oleh Menko Pangan dan juga oleh LH. Kita minggu depan itu kita akan buka untuk proses bidding-nya. Karena dari 7 itu memang kesediaan lahannya kan sudah ada, kesediaan lahannya sudah ada, kemudian kesediaan dari sampahnya juga sudah cukup, kesediaan dari apa infrastrukturnya juga jalan maupun air juga sudah ada,”bebernya.

Rosan menegaskan, proyek WTE ini akan mengandalkan teknologi baru yang mampu mengolah semua jenis sampah tanpa perlu dipilah terlebih dahulu.

Hal ini dinilai sebagai langkah maju dalam pengelolaan sampah nasional, karena prosesnya bisa lebih cepat dan efisien.

Sedangkan dari sistem pengolahan ini memungkinkan pengambilan sampah lama, misalnya dari tempat pembuangan seperti Bantar Gebang, untuk kemudian diolah menjadi energi.

Dengan begitu, area pembuangan dapat dibersihkan sekaligus menghasilkan listrik dari limbah yang ada.

“Jadi yang dilakukan Waste to Energy-nya atau sampahnya itu yang lamanya pun kita ambil. Jadi harapannya nanti semua, semuanya itu akan bersih, gitu,” ucapnya.

Ditegaskan Rosan, bahwa seluruh proses pengolahan sampah dalam proyek ini akan dilakukan tanpa pemilahan.

Terkait limbah yang termasuk kategori B3 seperti baterai atau logam, Rosan menjelaskan, teknologi yang digunakan tetap dapat mengolahnya, meski perlakuannya mungkin berbeda.

“Ya, ini bisa, bisa diolah, tapi kan pasti ya kalau yang yang besi mungkin ya beda juga kali ya. Tapi pada intinya, sampahnya ini tidak perlu di diolah, bukan tidak perlu diolah, tapi tidak perlu dipilah tapi bisa dilakukan secara keseluruhan,” katanya.