SSIA Bukukan Pendapatan Rp 1.2 Triliun pada 3Q25, Tumbuh 15,3% QoQ

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Surya Semesta Internusa Tbk (IDX: SSIA) melaporkan Laporan Keuangan 9M25.

Hasil 9M25 – merupakan Titik Balik Penting yang didukung oleh Pertumbuhan Kuartal ke Kuartal (QoQ) yang kuat.

Melansir keterbukaan informasi BEI, Selasa (04/11) disebutkan, meskipun awal tahun ini berjalan lambat, SSIA mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 15,3% QoQ pada 3Q25, mencapai Rp 1.203,2 triliun, didorong oleh kinerja yang lebih kuat di semua segmen bisnis.

Segmen properti tumbuh 18,0% menjadi Rp 206,3 miliar, didukung oleh peningkatan pendapatan kawasan industri (+15,9% QoQ).

Segmen konstruksi naik 16,7% menjadi Rp 948,7 miliar, mencerminkan kemajuan proyek yang stabil dan kontrak baru yang terealisasi.

Sementara itu, segmen perhotelan meningkat 17,5% menjadi Rp 136,3 miliar, didukung oleh peningkatan okupansi dan kinerja F&B meskipun renovasi sedang berlangsung di Paradisus by Meliá Bali.

Sementara itu, SSIA mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 3.315,1 miliar dalam 9M25, mengalami penurunan 14,2% dari Rp 3.861,7 miliar di 9M24.

“Segmen properti memberikan kontribusi Rp 545,0 miliar, turun 19,4% secara tahunan (YoY) (dibandingkan Rp 676,0 miliar di 9M24), sementara segmen konstruksi tumbuh 4,8% YoY menjadi Rp 2.649,2 miliar (dibandingkan Rp 2.526,9 miliar di 9M24), didukung oleh kemajuan proyek yang stabil dan pelaksanaan kontrak baru. Sementara itu, pendapatan perhotelan mencapai Rp 351,9 miliar (dibandingkan Rp 821,4 miliar di 9M24), hal tersebut diakibatkan oleh dampak renovasi besar yang dilakukan di Paradisus by Meliá Bali (sebelumnya Meliá Bali Hotel), investasi strategis ini ditujukan untuk meningkatkan nilai jangka panjang dan pengalaman baru bagi para tamu,” beber Yulean selaku Corporate Secretary SSIA.

Lebih lanjut diungkapkan, Laba kotor di 9M25 menurun 37,4% YoY menjadi Rp 735,1 miliar, dibandingkan Rp 1.174,6 miliar di 9M24. Penurunan terutama disebabkan oleh penurunan laba kotor segmen perhotelan sebesar 66,6% YoY, diikuti oleh penurunan laba kotor properti sebesar 31,5% YoY, sementara segmen konstruksi mencatat peningkatan laba kotor sebesar 17,9% YoY.

-EBITDA SSIA untuk 9M25 mencapai Rp 256,7 miliar, dibandingkan Rp 660,0 miliar di 9M24. Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh kinerja EBITDA segmen perhotelan yang turun sebesar Rp 307,7 miliar YoY (-123,7%).

-EBITDA SSIA tumbuh signifikan sebesar 116,2% QoQ pada 3Q25, mencapai Rp 150,7 miliar dibandingkan Rp 69,7 miliar di 2Q25, didorong oleh perbaikan kuat dari segmen properti dan konstruksi.

Segmen properti mencatat kenaikan luar biasa sebesar 287,5% menjadi Rp 91,3 miliar, ditandai dengan penjualan tanah yang lebih tinggi dan margin yang membaik.

Segmen konstruksi juga mencatat peningkatan solid sebesar 73,3% menjadi Rp 99,4 miliar, didukung oleh kemajuan proyek yang stabil dan efisiensi biaya.

Sementara itu, segmen perhotelan melaporkan pengurangan kerugian sebesar 77,7%, memperkecil EBITDA negatif menjadi Rp 4,9 miliar, karena aktivitas renovasi di Paradisus by Melia Bali masih berpengaruh sementara terhadap kinerja.

-SSIA mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp 6,5 miliar dalam 9M25, dibandingkan Rp 228,4 miliar di 9M24. SSIA berhasil membalikkan keadaan pada kuartal 3Q25 dengan laba bersih melonjak 464,7% QoQ menjadi Rp 38,8 miliar, dibandingkan rugi bersih sebesar Rp 10,6 miliar di 2Q25.

Segmen properti memimpin pertumbuhan dengan kenaikan luar biasa sebesar 330,7% menjadi Rp 77,1 miliar.

Segmen konstruksi juga menunjukkan kinerja solid, naik 130,4% menjadi Rp 79,9 miliar.

Sementara itu, segmen perhotelan menunjukkan pemulihan berkelanjutan, dengan kerugian bersihnya menyusut 27,2% QoQ menjadi Rp 31,6 miliar, karena operasional secara bertahap membaik meskipun renovasi di Paradisus by Melia Bali masih berlangsung.

Diketahui, segmen perhotelan Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan kuartal ini, didukung oleh kebijakan pengeluaran pemerintah yang lebih akomodatif, pergeseran arus wisata regional dari Thailand, dan peningkatan indeks kepercayaan konsumen.

-Posisi kas Perusahaan pada 9M25 adalah Rp 1.611,3 miliar, turun tipis 4,2% dari Rp 1.682,3 miliar pada 1H25.

-Utang berbunga tercatat sebesar Rp 1.556,8 miliar pada 9M25, naik 17,4% dari Rp 1.326,1 miliar pada 1H25.

Rasio utang terhadap ekuitas (gearing) 9M25 sebesar 19,0%.