BNI Sekuritas Ajak Trader Hindari Overtrading

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Banyak orang berpikir semakin sering trading, peluang untung semakin besar, padahal hal tersebut belum pasti.

Bahkan, terlalu sering ‘buka-tutup posisi’ justru bisa menyebabkan kerugian.

Kondisi ini disebut overtrading, yaitu ketika seorang trader melakukan terlalu banyak transaksi tanpa dasar analisis yang kuat.

Overtrading adalah salah satu kesalahan paling sering dilakukan trader di seluruh dunia.

Overtrading biasanya dipicu oleh dorongan emosional seperti takut ketinggalan peluang (Fear of Missing Out - FOMO) atau keinginan untuk cepat menutup kerugian.

Trader yang overtrading sering kehilangan fokus terhadap tren besar pasar dan justru sibuk menanggapi “kebisingan” harga jangka pendek.

Akibatnya, profit jangka panjang sulit dicapai.

Untuk menghindari overtrading, PT BNI Sekuritas (BNI Sekuritas), Perusahaan Anak PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (IDX: BBNI) menekankan pentingnya disiplin, kesadaran diri, edukasi dan strategi yang matang.

“Trader atau investor harus memiliki strategi kapan masuk, kapan keluar, dan berapa besar risiko yang siap ditanggung. Jika kondisi pasar tidak sesuai rencana, lebih baik menunggu daripada memaksakan diri. Trading yang baik bukan soal seberapa sering transaksi dilakukan, tapi seberapa baik keputusan dibuat,” ujar Direktur Retail Markets & Technology BNI Sekuritas, Teddy Wishadi dalam keterangan tertulis, Jumat (28/11).

Teddy menambahkan, overtrading bisa menjadi tanda kurangnya kendali.

Pasar akan selalu menawarkan peluang baru, jadi tidak perlu merasa harus ikut setiap kali harga bergerak.

Jadi, sebelum menekan tombol Buy atau Sell, coba tanyakan pada diri sendiri: “Apakah ini benar-benar peluang yang bagus, atau saya hanya ingin trading karena bosan atau takut ketinggalan?”

Berikut tips dari Teddy untuk membantu investor mengelola risiko overtrading:

  1. Buat rencana trading jelas: Tentukan kapan masuk dan keluar pasar, serta batas risiko yang siap ditanggung.
  2. Kenali dorongan emosi: Pastikan keputusan trading bukan karena FOMO, tapi memang berdasarkan analisis dan informasi yang jelas.
  3. Fokus pada peluang yang tepat: Pilih transaksi sesuai strategi, bukan sekadar menanggapi pergerakan harga sementara.
  4. Manfaatkan edukasi dan riset: Gunakan informasi dan rekomendasi yang tersedia, misalnya melalui fitur atau program edukasi saham dari platform New BIONS.
  5. Evaluasi hasil trading secara rutin: Pelajari pola yang berhasil dan perbaiki kesalahan untuk trading berikutnya.

“Karena itu, penting bagi investor untuk menggunakan platform investasi yang dapat mendampingi pengambilan keputusan. Contohnya, melalui New BIONS, Nasabah dapat mengakses berbagai informasi tentang instrumen investasi di Trading Ideas serta memanfaatkan program edukasi seperti Morning Investview, Klinik Saham, Trading Bareng, dan rekomendasi saham dari tim riset retail BNI Sekuritas. Dengan begitu, Nasabah bisa memperoleh informasi yang cukup sebelum mengambil keputusan trading secara impulsif,” tutup Teddy.