Komitmen Keberlanjutan Diakui: PGE Sabet Penghargaan ESG Appreciation 2025 untuk Kategori Environment & Sustainability

foto : istimewa

Pasardana.id - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) menunjukkan konsistensinya dalam menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Komitmen PGE untuk menghadirkan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan tersebut mendapat apresiasi melalui penghargaan ESG Appreciation 2025 oleh B-Universe dalam kategori Environment & Sustainability yang diterima di Jakarta, Kamis (20/11/2025).

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Edwil Suzandi menyampaikan apresiasinya atas penghargaan ini.

Ia menegaskan, sebagai world class green energy company, PGE tidak hanya menyediakan pasokan listrik berbasis energi bersih, tetapi juga berkomitmen untuk menjawab berbagai tantangan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

“Sejalan dengan visi Asta Cita pemerintah dalam mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan, kami terus berupaya menempatkan masyarakat dan lingkungan sebagai pusat dari setiap langkah bisnis PGE. Kami percaya kehadiran PGE di berbagai daerah di Indonesia harus memberikan nilai tambah yang nyata bagi komunitas sekitar. Ke depan, kami akan terus memperkuat tanggung jawab ini agar PGE dapat menjadi tolak ukur dalam penerapan praktik keberlanjutan di seluruh lini bisnis, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara lebih luas,” katanya, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (25/11/2025).

Penghargaan ESG Appreciation 2025 kategori Environment & Sustainability ini diberikan berdasarkan tiga aspek penilaian, diantaranya kontribusi dalam pengurangan emisi karbon, jumlah inovasi ramah lingkungan sepanjang 2024–2025, serta jumlah pelaporan pengaduan lingkungan terkait aktivitas perusahaan.

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan LSP GRC, tim riset dan redaksi B-Universe, PGE dinilai unggul pada seluruh indikator.

Pada aspek pengurangan emisi karbon, PGE telah menghasilkan produksi listrik rendah karbon sebesar 4.827,22 gigawatt hour (GWh), yang disertai penghindaran emisi Gas Rumah Kaca (GRK) hingga 4.051.167,79 ton CO2eq, 95,23% lebih rendah dibandingkan emisi pembangkit fosil.

Intensitas emisi PGE juga menurun 6,72% dari baseline 2020 ke angka 41,04 gr CO2eq/kWh didukung oleh pelaksanaan program dekarbonisasi di dalam Perseroan.

Inisiatif dekarbonisasi dari kegiatan operasional mengurangi emisi cakupan satu dan dua sebesar 11.817,72 ton CO2eq.

Pada kategori inovasi lingkungan, PGE mengembangkan berbagai solusi ramah lingkungan, seperti pupuk organik berbasis panas bumi Geo-Fert, membangun pilot plant green hydrogen di Ulubelu, serta berhasil dalam efisiensi air hingga 63,58 megaliter di seluruh area PGE, hingga penguatan pengelolaan limbah.

PGE berhasil mencapai tingkat 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) sebesar 54,05% untuk limbah B3, dan 61,08% untuk limbah non-B3, dengan penurunan timbulan limbah sebesar 6,41 ton.

PGE juga mengelola 19 area konservasi yang mencakup lebih dari 1.335 spesies flora dan fauna.

Sepanjang periode penilaian, tidak ada pengaduan lingkungan yang diterima terkait aktivitas perusahaan.

Saat ini, PGE memegang peringkat ESG tertinggi di Indonesia dengan skor 7,1 dari Sustainalytics.

PGE menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar Top 50 Global ESG Companies 2025.

Peringkat tersebut menegaskan bahwa PGE mampu mengelola dan memitigasi risiko material ESG dengan sangat efektif.

Hal ini menempatkan PGE sebagai perusahaan dengan tingkat risiko ESG terendah di subsektor energi terbarukan dan utilitas pada tingkat global.

Selain itu, PGE juga terpilih sebagai konstituen Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI (ESGSKEHATI) periode 1 September hingga 28 November 2025.

Indeks ini mengevaluasi emiten secara berkala untuk memastikan hanya perusahaan dengan standar ESG unggul yang dipertahankan.

Apresiasi ESG 2025 digelar oleh B-Universe sebagai bentuk penghargaan bagi institusi publik maupun swasta yang konsisten menerapkan prinsip keberlanjutan.

Penilaian dilakukan secara independen dengan standar riset kualitatif dan kuantitatif untuk menjaga objektivitas.

Proses evaluasi ini melibatkan tim riset Datasatu.com, redaksi B Universe, serta tim independen Jerry Marmen.