Bulog Fokuskan Pembangunan Gudang di Wilayah 3T, Anggarannya Rp5 Triliun

Foto : istimewa

Pasardana.id – Pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 5 triliun untuk proyek pembangunan 100 unit gudang buat Perum Bulog pada 2026.

Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, mengungkap rencananya pembangunan 100 unit gudang akan difokuskan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). 

Adapun alasan proyek pembangunan yang diprioritaskan di wilatah 3 T, karena daerah-daerah tersebut rentan mengalami gangguan pasokan pangan, terutama beras.

Sebagaimana diketahui, selama ini banyak wilayah 3T tidak memiliki fasilitas penyimpanan. Sementara, di saat musim pasang atau angin barat dan kapal tak bisa berlayar, masyarakat di wilayah itu bisa kehabisan stok.

“Jadi gini, gudang yang kita bangun itu gudang-gudang terutama yang di 3T dulu, terdepan, terluar, dan terpencil. Daerah dari jauh itu kasihan, seperti saudara-saudara kita di Pulau Rote dan sebagainya yang tidak ada gudang,” ujar Rizal di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (19/11).

Selanjutnya, setelah wilayah 3T, pembangunan gudang diarahkan ke kabupaten dan kota yang belum memiliki gudang Bulog. Kata Rizal, banyak daerah tidak memiliki fasilitas penyimpanan karena sebagian besar gudang merupakan bangunan lama atau peninggalan era Presiden Soeharto, namun tidak pernah ditambah. 

Karena kondisi inilah yang membuat Bulog harus menyewa lebih dari 100 gudang swasta untuk menampung serapan beras.

Diharapkan dengan membangun 100 gudang baru ini, kebutuhan sewa bisa ditekan dan distribusi beras ke seluruh Indonesia semakin kuat.

Dan sebagai dasar hukum, pemerintah telah menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri yang melibatkan Menteri Pertanian (Mentan) sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Amran Sulaiman, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, serta Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Kemudian, setelah SKB disepakati, Presiden Prabowo Subianto akan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) sebagai payung hukum pembangunan 100 gudang.

Rizal memastikan Perpres bisa terbit akhir tahun ini sehingga proyek dapat mulai berjalan awal tahun depan.

“Diharapkan akhir tahun ini selesai (Perpres), supaya di awal tahun sudah bisa kerja,” paparnya.

Dalam Perpres tersebut, akan menetapkan besaran anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Namun, Rizal belum merinci jumlah pastinya. Hanya saja, dirinya menyebut seluruh persyaratan sudah disiapkan.

Adapun pembangunan 100 gudang Bulog akan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya, sesuai arahan Presiden. Rizal mengatakan partisipasi perusahaan pelat merah diprioritaskan untuk memastikan pertanggungjawaban pelaksanaan proyek.

Keterlibatan swasta tetap terbuka, tetapi akan dibahas setelah tahapan dengan BUMN berjalan.

Kata Rizal, fokus utama tetap pada BUMN karena proyek harus dikerjakan oleh lembaga negara untuk kepentingan nasional.

Rizal sendiri tidak merinci kapasitas masing-masing gudang, namun menargetkan pembangunan dapat selesai secepat mungkin agar di Maret 2026 hasil panen yang diperkirakan berlangsung pada Maret-Mei 2026 sudah dapat disimpan. 

Sebelumnya, Mentan Amran mengaku jika kapasitas dan jumlah gudang Bulog saat ini belum mencukupi, sehingga pemerintah harus menyewa gudang tambahan dengan daya tampung 1,2 juta ton.

Kondisi tersebut menjadi alasan utama percepatan pembangunan 100 gudang baru agar penyimpanan komoditas pangan, khususnya beras, lebih optimal dan tidak bergantung pada fasilitas penyimpanan swasta.