Tingkatkan Kewaspadaan untuk Menangkal Account Takeover, Bank DBS Indonesia Luncurkan Kampanye ‘Behind The Scam’

foto: dok. Bank DBS Indonesia

Pasardana.id - Di era digital, kemudahan bertransaksi lewat mobile banking semakin menjadi bagian dari keseharian nasabah.

Namun, meningkatnya risiko keamanan digital membuat perlindungan akun menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rata-rata 822 laporan kejahatan finansial setiap hari, atau sekitar 26.463 laporan per bulan, menegaskan pentingnya edukasi dan proteksi yang mudah diakses agar rekening dan identitas nasabah tetap aman.

Penipuan online kini semakin beragam, mulai dari transaksi palsu hingga tautan berbahaya.

Salah satu yang paling sering terjadi adalah Account Takeover (ATO).

Pelaku mengambil alih akun digital nasabah, mulai dari mobile banking, dompet digital, hingga akun yang terhubung dengan layanan finansial lain.

Studi dari International Monetary Fund (IMF) memperkirakan kejahatan siber akan menelan biaya global sebesar USD 23 triliun pada 2027, meningkat 175 persen dibandingkan 2022.

Tidak terbatas pada kerugian finansial, dampak ATO juga dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang, seperti pencurian identitas, memburuknya kualitas kredit, hingga penyalahgunaan akun untuk aktivitas ilegal.

“Di Bank DBS Indonesia, keamanan nasabah adalah prioritas utama kami. Kami berkomitmen menjaga integritas setiap transaksi dan melindungi nasabah dari berbagai bentuk kejahatan siber, termasuk upaya account takeover. Melalui penguatan kontrol internal, pemantauan berlapis, serta edukasi berkelanjutan kepada nasabah, kami memastikan standar keamanan yang selalu berada di level tertinggi. Bank DBS Indonesia akan terus berinvestasi pada teknologi dan proses kepatuhan yang proaktif untuk memberikan perlindungan menyeluruh dan rasa aman bagi seluruh nasabah kami,” ujar Direktur Kepatuhan Bank DBS Indonesia, Imelda Widjaja, dalam keterangan tertulis, Rabu (19/11).

Strategi Menjaga Akun Dari Serangan Siber

Dijelaskan, bahwa melindungi akun digital tidak hanya soal teknologi, tapi juga soal kebiasaan dan strategi yang tepat.

Untuk itu, ada beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan nasabah sehari-hari agar akun tetap aman dari risiko ATO:

-Aktifkan Autentikasi Ganda (2FA)

Autentikasi ganda (Two-Factor Authentication/2FA) berfungsi sebagai lapisan keamanan tambahan yang efektif. Meski kata sandi diketahui pihak lain, akses ke akun tetap memerlukan verifikasi tambahan, misalnya kode yang dikirim ke ponsel. Selain itu, 2FA menjadi langkah penting untuk melindungi data sensitif sekaligus menjaga privasi dan keamanan informasi pribadi maupun bisnis.

Gunakan Kata Sandi Kuat dan Unik

-Gunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akun dengan kombinasi huruf besar-kecil, angka, dan simbol. Kombinasi ini menyulitkan peretas sehingga peluang mereka berhasil semakin kecil. Untuk memudahkan pengelolaan, gunakan password manager agar semua kata sandi tersimpan aman tanpa perlu diingat satu per satu.

-Manfaatkan Teknologi Biometrik

Manfaatkan teknologi biometrik, seperti sidik jari atau wajah, untuk menambah lapisan keamanan ekstra. Karakteristik fisik unik tidak dapat ditiru oleh pelaku, sehingga akun Anda lebih terlindungi dari pengambilalihan.

-Waspada Sebelum Klik Tautan yang Tidak Terverifikasi

Kasus penipuan akibat mengklik tautan yang tidak terverifikasi semakin marak terjadi. Modusnya pun kian canggih, membuat banyak orang sulit membedakan mana tautan resmi dan mana yang palsu. Karena itu, sebelum membuka tautan apa pun, pastikan tautan tersebut benar-benar resmi. Banyak penipu membuat tautannya tampak meyakinkan, padahal sebenarnya tidak.

-Jangan Membagikan Informasi Sensitif Sembarangan

Terkadang, masih ada yang terkecoh dan memberikan informasi sensitif seperti nama pengguna, kata sandi, dan One-Time Password (OTP) kepada penipu. Padahal, bahkan dalam proses konsultasi resmi sekalipun, Anda tidak pernah diminta untuk memberikan data pribadi, terutama kata sandi dan OTP. Karena itu, jika Anda menemukan situasi seperti ini, tetap waspada dan jangan pernah membagikan informasi tersebut. Besar kemungkinan, itu adalah modus penipuan.

-Lindungi Koneksi Internet

Berhati-hatilah saat menggunakan Wi-Fi publik, karena koneksi yang tidak aman bisa dimanfaatkan untuk mencuri data. Gunakan Virtual Private Network (VPN) agar koneksi terenkripsi dan informasi pribadi tetap aman meski terhubung di jaringan bersama.

-Terapkan Aturan “Sepuluh-Dua”

Sebelum merespons permintaan mendesak, luangkan 10 menit untuk berpikir dan konsultasikan dengan dua orang tepercaya. Memberi diri waktu untuk menilai risiko dapat mencegah kesalahan yang sering baru disadari setelah terlambat.

-Pastikan Informasi Berasal dari Kanal Resmi

Agar tetap aman, pastikan setiap informasi yang Anda terima berasal dari sumber resmi. Informasi yang beredar di luar kanal terpercaya sering kali tidak dapat dijamin kebenaran maupun keamanannya. Karena itu, selalu pastikan pesan dikirim oleh lembaga resmi melalui nomor atau email yang sah. Langkah sederhana ini dapat membantu meminimalkan risiko penipuan.

Untuk nasabah Bank DBS Indonesia, pastikan Anda mencatat nomor resmi berikut:

-Nasabah DBS digibank: 0804 1500 327 atau +62 21 2985 2888 (dari luar Indonesia)

-Nasabah DBS Treasures & Treasures Private Client: 1500 327 atau +62 21 2985 2800 (dari luar Indonesia).

“Behind The Scam”: Edukasi Interaktif untuk Keamanan Digital Nasabah

Sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan positif, Bank DBS Indonesia meluncurkan kampanye “Behind The Scam” sejak tahun 2024, sebagai bentuk komitmennya untuk meningkatkan kesadaran nasabah terhadap risiko penipuan digital yang terus berkembang.

Tak hanya menyajikan informasi, kampanye ini dirancang agar edukasi menjadi interaktif dan menyenangkan, sehingga pesan keamanan dapat tersampaikan lebih efektif.

Konten kampanye ini dikemas dalam berbagai format yang relevan dengan gaya hidup digital nasabah, seperti konten edutainment yang membahas tren penipuan terbaru, tutorial praktis untuk menghindari penipuan, serta panduan melaporkan kasus yang mencurigakan.

Nasabah dapat menonton konten edukatif melalui Instagram Reels yang dikemas secara interaktif dengan kuis, polling, dan permainan sederhana.

Semua ini menghadirkan pengalaman belajar yang seru sekaligus menantang, khususnya bagi generasi muda seperti millennials dan Gen Z.

“Dengan pendekatan ini, Behind The Scam bukan sekadar kampanye informasi, tetapi juga alat interaktif yang mendorong nasabah untuk aktif memahami risiko, meningkatkan kewaspadaan, dan mengadopsi langkah-langkah perlindungan yang tepat. Kampanye ini mencerminkan komitmen Bank DBS Indonesia untuk menciptakan pengalaman perbankan digital yang aman, nyaman, dan penuh kesadaran, selaras dengan prinsip ‘Live more, Bank less’,” ucap Imelda Widjaja.