BNI Sekuritas Bongkar Fakta Mengejutkan! Hanya Investor Bertipe Ini yang Bisa Tahan Gejolak Pasar!
Pasardana.id - Setiap orang memiliki karakter dan cara berbeda dalam menghadapi risiko investasi.
Ada yang cenderung berhati-hati, ada yang siap mengambil risiko untuk mengharapkan keuntungan besar, dan ada pula yang berada di tengah-tengah.
PT BNI Sekuritas (BNI Sekuritas), Perusahaan Anak dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (IDX: BBNI), mengajak para investor untuk mengenali tiga tipe utama investor berdasarkan profil risiko: konservatif, moderat, dan agresif.
1.Investor Konservatif: Mengutamakan Kestabilan
Investor konservatif cenderung memilih investasi yang stabil dan minim risiko.
Mereka kurang nyaman melihat nilai portofolio berfluktuasi tajam, dan lebih fokus pada hasil yang pasti meskipun pertumbuhannya lambat.
Dalam siaran pers, Jumat (14/11), Direktur Retail Markets & Technology BNI Sekuritas, Teddy Wishadi mengatakan, bahwa investor dengan profil konservatif lebih cocok berinvestasi pada instrumen berisiko rendah seperti reksa dana pasar uang, obligasi pemerintah, atau deposito berjangka.
Profil ini biasanya sesuai untuk tujuan jangka pendek hingga menengah, di mana kestabilan dan keamanan modal menjadi prioritas utama.
2.Investor Moderat: Seimbang antara Keamanan dan Pertumbuhan Portofolio
Tipe moderat berada di antara konservatif dan agresif. Mereka bersedia mengambil risiko, namun tetap mengutamakan keseimbangan dan kehati-hatian.
Investor moderat umumnya memiliki tujuan jangka menengah hingga panjang, tetap tenang menghadapi fluktuasi pasar, dan siap menanggung risiko selama peluang keuntungannya masih terukur.
“Investor moderat dapat mempertimbangkan instrumen seperti reksa dana campuran, obligasi korporasi, atau saham blue chip yang memiliki fundamental kuat,” ujar Teddy.
3.Investor Agresif: Mengejar Pertumbuhan Maksimal
Investor agresif berani mengambil risiko tinggi demi potensi imbal hasil yang lebih besar.
Mereka tidak mudah panik menghadapi volatilitas pasar dan biasanya memiliki dana darurat yang kuat sebagai penyangga.
Instrumen yang cocok untuk profil ini meliputi saham, reksa dana saham, hingga ETF (Exchange Traded Fund).
Meski begitu, penting untuk diingat bahwa risiko tinggi selain memiliki potensi keuntungan yang tinggi, juga selalu sejalan dengan potensi kerugian yang juga tinggi.
Oleh karena itu, disiplin dan strategi yang matang sangat dibutuhkan.
Teddy menegaskan, tidak ada profil yang lebih baik dari yang lain, semuanya tergantung pada karakter, tujuan, dan toleransi risiko masing-masing individu.
Apapun profil risikonya, yang terpenting adalah berinvestasi dengan informasi yang cukup.
Investor perlu memahami instrumen yang dipilih agar keputusan investasi bisa dilakukan secara bijak dan terukur.
Teddy juga mendorong investor untuk memanfaatkan platform investasi digital seperti New BIONS by BNI Sekuritas, yang secara konsisten memberikan edukasi dan insight pasar bagi para Nasabahnya.
“Investasi bukan hanya soal siapa yang paling cepat untung, tetapi siapa yang paling konsisten, bijak, dan terinformasi,” tutup Teddy.

