Menkeu Siapkan LNSW, Intel Khusus Awasi Ekspor-Impor
Pasardana.id - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sedang menyiapkan transformasi Lembaga National Single Window (LNSW) Kementerian Keuangan menjadi pusat intelijen berbasis teknologi informasi (IT).
Langkah ini diambil untuk pengawasan aktivitas ekspor dan impor serta menekan praktik ilegal seperti pemalsuan nilai pada faktur perdagangan.
LNSW merupakan unit organisasi di bawah Kementerian Keuangan yang bertugas melaksanakan pengelolaan Indonesia National Single Window (INSW) dan Sistem Indonesia National Single Window (SINSW).
Melalui INSW dan SINSW, LNSW menangani dokumen kepabeanan, kekarantinaan, perizinan, kepelabuhanan atau kebandarudaraan, serta dokumen logistik nasional secara elektronik.
Menkeu Purbaya mengatakan jika dirinya telah melakukan pemantauan terhadap kesiapan sistem yang dikembangkan LNSW ini.
Awalnya, dirinya mengira sistem tersebut sudah siap dari hulu ke hilir.
Namun ternyata, kata dia, sistem tersebut masih membutuhkan perbaikan.
“Saya lihat ujung ke ujung, langsung saya bandingkan. Ternyata belum terlalu lengkap. Riilnya belum dihubungkan ke LNSW,” ujar Purbaya kepada awak media di kantornya, pada Selasa (22/10).
Melansir Antara, Menkeu Purbaya pun berencana memperbaiki sistem IT LNSW agar dapat berfungsi sebagai pusat intelijen bagi Kemenkeu.
Lewat sistem ini, Kemenkeu dapat memantau barang yang keluar dan masuk pada jalur kepabeanan dan cukai secara terintegrasi.
“Sekarang belum sampai sana. Nanti saya akan lihat memperbaikinya di mana. Kan sistemnya tinggal diintegrasikan saja. Ada Bea Cukai dan yang lain, nanti kami integrasikan,” imbuh dia.
Pentingnya integrasi sistem ini, kata Menkeu Purbaya, untuk mencegah kebocoran dalam aktivitas ekspor dan impor, termasuk praktik underinvoicing yang kerap menjadi perhatian dalam rapat koordinasi pemerintah.
“Sehingga kebocoran seperti underinvoicing yang disebutkan pada beberapa rapat kemarin itu bisa kami atasi dengan cepat,” tuturnya.
Keberadaan sistem ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing nasional, kinerja logistik, iklim investasi, serta kemudahan berusaha di Indonesia.

