BBTN Bukukan Kenaikan Laba 10,6 Persen Jadi Rp2,3 Triliun Akhir September 2025

Istimewa

Pasardana.id-PT Bank Tabungan Negara Tbk (IDX:BBTN) melaporkan penyaluran kredit dan pembiayaan 7 persen secara tahunan menjadi Rp381,03 triliun pada akhir September 2025.

Direktur Utama BBTN, Nixon LP Napitupulu menjabarkan pertumbuhan tersebut ditopang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan ke sektor perumahan yang meningkat 6,4 persen secara tahunan menjadi Rp322,53 triliun dan sektor non perumahan (non-housing loan) yang naik 10,7 persen secara tahunan menjadi Rp58,49 triliun.

Di sektor perumahan, BTN membukukan penyaluran KPR Sejahtera FLPP (KPR subsidi) yang mencapai Rp186,58 triliun hingga kuartal III-2025, bertumbuh 8 persen secara taunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan KPR non-subsidi bertumbuh 7,3 persen menjadi Rp111,33 triliun.

“Keputusan pemerintah yang telah meningkatkan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi 350 ribu unit tahun ini dan alokasi untuk BTN sebanyak 220 ribu unit menopang pertumbuhan kredit dan pembiayaan subsidi di BTN,” ujar Nixon dalam keterangan tertulis, Kamis(23/10/2025).

Nixon melanjutkan, pendapatan bunga kredit yang naik 18,8 persen secara tahunan menjadi Rp26,57 triliun hingga akhir September 2025, lebih tinggi dari kenaikan beban bunga yang sebesar 2,5 persen secara tahunan menjadi Rp13,81 triliun.

Sehingga pendapatan bunga bersih yang naik 43,5 persen secara tahunan menjadi Rp12,76 triliun per akhir kuartal III-2025, serta margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang naik 101 basis poin (bps) menjadi 3,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,9 persen.

Efisiensi yang dilakukan juga menghasilkan cost-to-income ratio (CIR) yang menurun ke level 47,8 persen hingga kuartal III-2025, dari periode yang sama tahun lalu sebesar 59,9 persen.

Alhasil, BBTN membukukan kenaikan laba laba bersih 10,6 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp2,3 triliun pada akhir September 2025.

“BTN kembali membukukan laba bersih pada kuartal III-2025 berkat konsistensi kami menjaga pertumbuhan bisnis terutama di pembiayaan sektor perumahan dan transaksi keuangan yang beragam agar bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.,” ujar Nixon.

Nixon menuturkan, BTN terus dipercaya oleh masyarakat sebagai bank pilihan untuk bertransaksi, seperti tercermin dari pertumbuhan DPK yang mencapai 16 persen secara tahunan hingga kuartal III-2025, menjadi Rp429,92 triliun.

Pertumbuhan DPK ini di atas pertumbuhan di industri perbankan yang sebesar 11,18 persen secara tahunan.

Pertumbuhan DPK tersebut ditopang oleh kenaikan di deposito ritel yang berbiaya lebih rendah dibandingkan deposito institusi skala besar. Selain itu, BTN juga menjaga pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA) yang hampir mencapai separuh dari total DPK BTN per kuartal III-2025, termasuk di antaranya dipicu oleh peningkatan transaksi di aplikasi Bale by BTN.

Adapun jumlah user Bale by BTN telah mencapai 3,2 juta hingga akhir kuartal III-2025, naik 66,8 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebanyak 1,9 juta.

Sedangkan jumlah transaksi Bale by BTN melonjak 96 persen menjadi 1,53 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 783,5 juta. Sementara itu, nilai transaksi di Bale by BTN mencapai Rp71,9 triliun hingga akhir September 2025, naik 19,6 persen secara tahunan.

“Peningkatan jumlah user dan transaksi melalui Bale superapp mendorong pertumbuhan saldo DPK di BTN, sehingga menunjukkan bahwa inisiatif digital yang kami lakukan terus meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk memilih bertransaksi di BTN,” tutur Nixon.

Dengan pertumbuhan positif di sisi pendanaan dan pembiayaan, BTN mencatat loan-to-deposit ratio (LDR) di level 88,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 96 persen. Hal ini menunjukkan BTN telah memupuk likuiditas yang memadai untuk mendukung fungsi intermediasinya.

Sementara itu, total aset BTN telah berhasil menembus Rp500 triliun sebelum tahun 2025 berakhir seperti yang diproyeksikan sebelumnya, dengan nilai sebesar Rp510,85 triliun hingga September 2025, naik 12,2 persen secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp455,10 triliun.

Pada sisi lain, pertumbuhan unit usaha syariah (UUS) BTN membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 8,4 persen secara tahunan menjadi Rp592 miliar.

Pencapaian tersebut ditopang oleh peningkatan pembiayaan sebesar 19,7 persen secara tahunan menjadi Rp51,10 triliun.

Sedangkan perolehan dana masyarakat naik 19,3 persen secara tahunan menjadi Rp56,90 triliun pada akhir September 2025. Sehingga aset naik 18,4 persen secara tahunan menjadi Rp68,36 triliun.

“UUS BTN tinggal selangkah lagi untuk tampil sebagai bank umum syariah dengan potensi yang sangat besar di industri perbankan syariah nasional,” kata Nixon.