Menkeu Minta DPR Bantu Awasi Pertamina : Karena Kita Rugi Besar

Foto : Dok Kemenkeu

Pasardana.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa meminta DPR RI turut memantau rencana pembangunan kilang baru oleh Pertamina.

Pemintaan tersebut diutarakan Menkeu saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/9).

Menurut Menkeu, semakin lama pembangunan kilang minyak baru tertunda, maka semakin banyak anggaran negara yang dikeluarkan.

"Jadi bapak tolong kontrol mereka juga. Jadi saya kontrol, dari bapak-bapak juga kontrol, karena kita rugi besar. Karena kita impor dari mana? Dari Singapura," ujarnya dalam Raker.

Menkeu menilai, selama beberapa tahun belakangan, Pertamina tak pernah membangun kilang minyak baru.

Padahal, kata dia, pembangunan kilang baru dibutuhkan untuk meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor BBM yang membebani kas negara.

"Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut (impor BBM)? Sudah puluhan tahun kan? Kita pernah bangun kilang baru enggak? Enggak pernah. Sejak kecil sampai sekarang enggak pernah bangun kilang baru," ungkap Menkeu.

Bahkan, Menkeu menyebut Pertamina sudah malas.

Meski Pertamina sendiri sudah berjanji untuk membangun 7 kilang baru dalam 5 tahun pada 2028 lalu.

Namun, hingga hari ini dalam hitungan 7 tahun berlalu tak ada satu pun janji tersebut yang terealisasi.

Padahal, kala itu terdapat investor asal China yang menawarkan untuk membangun kilang baru.

Ada pun tawarannya, Pertamina harus membeli produk mereka selama 30 tahun pertama, lalu setelah itu kilang tersebut menjadi milik Pertamina sepenuhnya.

Sayangnya, tawaran tersebut malah ditolak oleh Pertamina karena sudah merencanakan pembangunan 7 kilang baru tersebut.

"Jadi kilang itu bukan kita enggak bisa bikin atau kita enggak bisa bikin proyeknya, cuma Pertamina malas-malasan aja," tukas Menkeu Purbaya.