Tekan Kasus Tuberkulosis, Bio Farma Gandeng Perusahaan Serum Asal India

foto: dok. Bio Farma

Pasardana.id - PT Bio Farma (Persero) dan perusahaan produsen dan distributor produk biologi dan vaksin Serum Institue of India (SII) menandatangani Perjanjian Kerjasama produk diagnostik TB (Cy-Tb).

Kolaborasi ini sebagai salah satu komitmen Bio Farma untuk mendukung program pemerintah dalam memenuhi target eliminasi TB nasional pada 2030 yang ditergetkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

Perjanjian Kerjasama tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya dan Deputy Director SII, Prasen Adya serta disaksikan langsung oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, Komisaris Utama Bio Farma Tugas Ratmono dan Executive director SII, Member Board of Directors, Parag Deshmukh.

Berdasarkan data yang dilansir dari website Perkumpulan Pemberantas Tuberkolosis Indonesia, laporan WHO terbaru menunjukkan Indonesia adalah penyumbang terbesar kedua kasus TB dunia, dengan India di posisi pertama, dan mengalami peningkatan kasus antara 2020-2023.

Indonesia masih menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan kasus tuberkulosis (TB) terbanyak di dunia, berdasarkan laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Global TB Report 2024 .

Agreement CyTb di tahun 2025 dilanjutkan dengan proses registrasi.

Merupakan skintest untuk pemeriksaan tuberkulosis latent dengan profil yang lebih baik dibandingkan dengan PPD RT23 yang saat ini digunakan di Indonesia.

Dengan adanya Kerjasama antara Bio Farma dan SII dapat memperkuat kolaborasi sehingga mempercepat eliminasi TB di Indonesia dan juga India.

Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya menyampaikan bahwa kolaborasi Bio Farma dan SII telah terjadi dari cukup lama.

“Kolaborasi kami dengan SII dimulai pada tahun 2011 melalui ekspor bulk polio ke SII, kemudian oleh SII diproduksi menjadi finished product untuk memenuhi kebutuhan vaksin polio secara global," ujar Shadiq dikutip Kamis (30/1/2025).

"Hingga samapi saat ini hubungan kerjasama masih berlanjut dengan memperkuat portofolio mencakup vaksin BCG, vaksin MR, Bulk Hepatitis B, vaksin pentavalen, vaksin heksavalen dan vaksin malaria yang saat ini dalam tahap regisrasi. SII merupakan strategic partner Bio Farma,” kata Shadiq menambahkan.

Menurut Shadiq, evolusi ini menggaris bawahi peran penting dari kolaborasi strategis dalam menangani seluk beluk lanskap global kontemporer, terutama dalam bidang kesehatan dan imunisasi.

Indonesia telah membuat kemajuan yang siginifikan dalam upaya imunisasi, dengan memperkenalan 14 antigen vaksin ke dalam Progam Imunisasi Nasional (PIN).

“Kami bangga bahwa Bio Farma saat ini memasok 13 antigen vaksin tersebut, dengan 9 diproduksi di dalam negeri dan 4 antigen vaksin lainnya diimpor, yang beberapa diantaranya berasal dari SII. Melihat ke masa depan, kami sangat antusias dengan akan segera dimasukannya vaksin heksavalen ke dalam program Imunisasi Nasional, yang akan melanjutkan komitmen Indonesia untuk cakupan imunisasi yang komprehensif,” ucap Shadiq.

Di luar ekspor produk jadi dan bulk (barang setengah jadi), kata Shadiq, Bio Farma juga ingin mengeksplorasi peluang dalam penelitian dan pengembangan serta transfer teknologi untuk produksi.

Selain itu telah dilakukan penjajakan produk jadi vaksin rBCG, yaitu vaksin newTB yang diharapkan dapat digunakan di usia dewasa untuk dapat menambah imunitas terhadap tuberculosis.

Diharapkan vaksin ini dapat digunakan di Indonesia utuk mendukung program manajemen TB di Indonesia.