ANALIS MARKET (26/9/2024) : IHSG Berpotensi Teknikal Rebound, 6 Saham Ini Bisa Jadi Pilihan Trading
Pasardana.id - Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, IHSG ditutup turun 0.48% diperdagangan kemarin (25/9), disertai dengan net sell asing sebesar Rp1.99 Triliun.
Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBRI, BMRI, BREN, BBCA dan AMMN.
Sementara itu, Wall Street ditutup melemah, dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 ditutup melemah dari rekor penutupan tertinggi yang didorong oleh paket stimulus besar-besaran China, karena investor menunggu indikator ekonomi dan sinyal tentang pemotongan suku bunga yang akan datang. Rabu (25/9), Dow Jones turun 0,70% menjadi 41.914,75, indeks S&P 500 melemah 0,19% ke 5.722,26, sedangkan indeks Nasdaq Composite menguat 0,04% ke 18.082,21. Saham Nvidia naik 2,14%, sementara saham Apple merosot 0,52% karena penjualan iPhone di China turun pada bulan Agustus YoY. Saham Citigroup, Bank of America dan JPMorgan & Chase membebani sektor perbankan yang lebih luas, dan membuatnya turun 0,93%. Saham KB Home merosot 5,35% setelah membukukan laba kuartal ketiga yang lemah. Saham Hewlett Packard Enterprise menduduki puncak S&P 500 dengan kenaikan 5,14% setelah peningkatan peringkat Barclays. Sedangkan saham Ford dan General Motors turun lebih dari 4% setelah Morgan Stanley menurunkan rekomendasinya pada produsen mobil tersebut.
Di sisi lain, Bursa Asia-Pasifik beragam pada perdagangan Rabu (25/9), ditopang oleh rencana pemerintah China yang akan mengeluarkan stimulus untuk memacu perekonomian China. Indeks Straits Times Singapura melemah 1,09%, Nikkei 225 Jepang turun 0,19%, KOSPI Korea Selatan melemah 1,34% dan ASX 200 Australia turun 0,19%. Sedangkan, Hang Seng Hong Kong naik 0,68%, Shanghai Composite China menguat 1,16%, dan Taiex Taiwan naik 1,47%. Kemarin, (People's Bank of China/PBoC) berencana memberikan stimulus moneter dan dukungan bagi pasar properti di China. PBoC juga akan memangkas suku bunga repo tujuh hari sebesar 0,2% menjadi 1,5%. Suku bunga deposito dan suku bunga lainnya juga akan turun. Sementara di Australia, indeks harga konsumen (CPI) MoM mengindikasikan perlambatan tingkat inflasi. Pada bulan Agustus, kenaikan CPI YoY tercatat sebesar 2,7%, menandai level terendah dalam tiga tahun terakhir. Perlambatan dari tingkat inflasi 3,5% di bulan Juli sesuai perkiraan.
Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, dalam riset Kamis (26/9), Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman memperkirakan, “Kemarin asing net sell karena outflow efek stimulus China. Hari ini IHSG berpotensi teknikal rebound. Support IHSG: 7680-7700 dan Resist IHSG: 7800-7850.”
Lebih lanjut disebutkan beberapa saham yang bisa mejadi pilihan pelaku pasar diperdagangan hari ini, Kamis (26/9), yaitu; PTBA, ASII, BRIS, CPIN, KLBF, dan BBTN.
Berikut ini rekomendasi trading sahamnya;
PTBA
Spec Buy dengan area beli di 3080, cutloss jika break di bawah 3030. Jika tidak break di bawah 3030, potensi naik ke 3100-3140 short term.
ASII
Spec Buy dengan area beli di 5200, cutloss jika break di bawah 5150. Jika tidak break di bawah 5200, potensi naik ke 5325-5450 short term.
BRIS
Spec Buy dengan area beli di 3070, cutloss jika break di bawah 3030. Jika tidak break di bawah 3030, potensi naik ke 3140-3200 short term.
CPIN
Spec Buy dengan area beli di 4880, cutloss jika break di bawah 4850. Jika tidak break di bawah 4880, potensi naik ke 4950-5050 short term.
KLBF
Spec Buy dengan area beli di 1720, cutloss jika break di bawah 1690. Jika tidak break di bawah 1720, potensi naik ke 1770-1790 short term.
BBTN
Spec Buy dengan area beli di 1445, cutloss jika break di bawah 1425. Jika tidak break di bawah 1445, potensi naik ke 1480-1500 short term.

