Bank Mandiri Revisi Target Pertumbuhan Kredit di 2024 Jadi 16-18% YoY
Pasardana.id - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (IDX: BMRI) merevisi target pertumbuhan kredit 2024 secara konsolidasi menjadi 16-18% YoY.
“Guidance pertumbuhan kredit yang awalnya sebesar 13-15% YoY, kini direvisi menjadi 16-18% YoY secara konsolidasi. Dengan trajektori pertumbuhan yang positif, kami yakin revisi ini akan lebih mencerminkan potensi kami di pasar,” kata Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi di Jakarta, Rabu (31/7).
Diketahui, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan kredit yang mengesankan pada paruh pertama tahun 2024.
Penyaluran kredit konsolidasi Bank Mandiri meningkat 20,5% year-on-year (YoY) menjadi Rp1.532 triliun.
Pertumbuhan ini jauh melampaui rata-rata industri perbankan yang hanya tumbuh sebesar 12,36% pada Juni 2024.
Menurut Darmawan, segmen korporasi menjadi penyumbang terbesar dalam pencapaian ini.
Kredit untuk segmen ini mencapai Rp561 triliun, naik 29,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun kredit di segmen komersial juga meningkat 21,7% menjadi Rp262 triliun, sementara kredit UMKM naik 6,3% menjadi Rp127 triliun.
Sedangkan kredit konsumer menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 9,02% menjadi Rp116 triliun.
Pertumbuhan kredit yang signifikan ini terutama didorong oleh segmen wholesale yang mengalami lonjakan sebesar 27% YoY.
“Kami memanfaatkan ketangguhan model bisnis kami untuk mendorong kinerja usaha dan mempertahankan daya saing. Permintaan dari nasabah segmen wholesale tetap kuat, mendukung pertumbuhan yang pesat di sektor ini,” jelasnya.
Sementara itu, kredit di segmen retail juga menunjukkan pertumbuhan positif, mencapai 10,8% YoY, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit di segmen retail industri yang hanya 8,6% YoY.
“Strategi kami di segmen retail melibatkan pendekatan ekosistem dan fokus pada sektor unggulan di berbagai wilayah, baik melalui cabang maupun platform digital,” ujar Darmawan.
Di sisi lain, kinerja positif Bank Mandiri juga tercermin dari kualitas aset yang semakin membaik.
Bank pelat merah ini terus menerapkan prinsip kehati-hatian dengan sistem yang terukur.
Hasilnya, posisi non-performing loan (NPL) bank hanya turun ke level 1,01% per Juni 2024, jauh lebih baik dibandingkan 1,53% pada periode yang sama tahun lalu.
“Kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio bank only di level optimal mencapai 332%,” ujar Darmawan.
Lebih lanjut disampaikan, Bank Mandiri juga mencatatkan pertumbuhan laba yang positif yang tumbuh 5,23% YoY menjadi Rp26,6 triliun pada akhir Kuartal II 2024, didorong oleh pendapatan bunga yang tumbuh sehat sebesar 12,5% YoY.
Pendapatan non-bunga juga mengalami peningkatan mencapai Rp19,41 triliun atau tumbuh 5,74% YoY.
“Pendapatan non-bunga kami didorong oleh peningkatan recurring fee dari transaksi digital, seperti Livin’ by Mandiri,” jelas Darmawan.
Ditambahkan, transformasi digital menjadi kunci dalam pertumbuhan ini.
Livin’ by Mandiri melayani lebih dari 26 juta nasabah di dalam dan luar negeri, meningkat 35% YoY.
Super app ini telah mengelola 1,8 miliar transaksi hingga Juni 2024, dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp1.883 triliun, melesat 25% dari tahun lalu.
“Kami terus meningkatkan fungsi dan manfaat Livin’ dan Kopra by Mandiri sebagai solusi lengkap untuk kebutuhan nasabah,” tandas Darmawan.

