Anggaran Alokasi Pupuk Subsidi Ditambah, Optimis Tepat Sasaran

Foto : istimewa

Pasardana.id - Untuk kebutuhan seluruh petani di sektor tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, pemerintah telah menaikkan alokasi pupuk subsidi dari yang 4,77 juta ton menjadi 9,55 juta ton.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera mengatakan, bahwa meskipun pemerintah telah memberikan tambahan alokasi pupuk tersebut, ada beberapa proses administrasi yang harus dilalui.

"Baru sekitar 2-3 minggu belakangan ini seluruh kebutuhan administrasi sudah selesai mudah-mudahan kurun waktu tersisa ini karena kemarin ada pergeseran musim tanam," kata Dida di Jakarta, Rabu (17/7).

Dirinya pun optimis, penyaluran ke petani dipastikan sesuai dengan musim tanam yang tersisa di sisa tahun ini dan penyalurannya akan tepat sasaran.

"Karena kemarin ada pergeseran musim tanam, ada beberapa musim tanaman tahun ini sehingga pupuk tadi terserap sepenuhnya untuk menunjang produktivitas pertanian kita tahun ini," kata Dida.

"Selain itu ada perubahan alokasi, kita sudah memasukkan kelompok masyarakat yang sudah bertani namun di kawasan hutan itu sudah kita masukan juga dan juga memproduksi lagi pupuk organik yang dulu kita pakai namun sempat terhenti beberapa tahun ke belakang," tambahnya.

Diketahui, pemerintah tengah mempercepat implementasi kebijakan pupuk bersubsidi menjadi bantuan langsung dalam bentuk uang kepada petani. 

Pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan implementasi Bantuan Langsung Petani (BLP) secara nasional ditargetkan berlaku pada tahun 2026.

"Untuk setahun ke depan mungkin kita masih piloting tadi mekanisme mana-mana yang bisa diperbaiki. Jadi titik lemahnya kita udah tau, tapi mudah-mudahan 2026 kita bisa nasionalkan," kata Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam (SDA) Bappenas, Vivi Yulaswati.

Sebelumnya, bantuan pemerintah berupa memberikan subsidi kepada produsen pupuk.

Mekanisme terbaru, pemerintah memberikan bantuan langsung dalam bentuk uang kepada para petani.

Dari penerima berbasis kelompok menjadi penerima berbasis individu petani.

Selain itu, bantuan langsung kepada petani ini nantinya akan melihat spesifikasi kondisi dan tingkat produktivitas lahan.

"Selain itu, dari one size fit all menjadi site specific atau kondisi lahan dan kebutuhan tanaman," ujar Vivi.