Bernilai US$35,76 Juta, Ekspor Industri Handicraft dan Home Decor Makin Bertumbuh
Pasardana.id - Industri handicraft dan home décor dari kayu dan batu alam Indonesia terus menunjukkan potensi yang cemerlang di tengah tantangan ekonomi dan geopolitik global.
Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekspor yang mengesankan pada kuartal-I 2024.
Data Biro Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh tim Economist Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menunjukkan kenaikan nilai ekspor mencapai US$35,76 juta (naik 8,15% yoy) sepanjang Januari-Maret 2024.
Dari tren tersebut, terlihat adanya peningkatan ekspor didorong oleh faktor kenaikan harga.
Peningkatan kumulatif nilai ekspor ini didorong oleh meningkatnya ekspor ke beberapa pasar utama, termasuk Jepang (naik US$6,55 juta), Korea Selatan (naik US$1,62 juta yoy), Jerman (naik US$1,15 juta yoy), Belanda (naik US$670,32 ribu yoy), dan Papua Nugini (naik US$522,09 ribu yoy).
Pada tahun 2023, Indonesia paling banyak mengekspor jenis handicraft/home décor berupa Tatakan & Peralatan Makan dari Kayu (49,30%); diikuti Perangkat Makan & Dapur dari Kayu (21,58%); dan Perangkat Dapur/Meja dari Logam Dasar (16,63%).
Hal ini menunjukkan keahlian dan kapabilitas Indonesia dalam pengolahan kayu serta keragaman produk utama dalam ekspor, mulai dari barang-barang kecil seperti tatakan makan hingga perangkat yang lebih besar dan kompleks.
Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi mengatakan, selain dari sisi pembiayaan, penjaminan, dan asuransi, LPEI mendukung UKM berorientasi ekspor untuk mengembangkan usahanya melalui program jasa konsultasi.
"Program jasa konsultasi ini menyediakan pelatihan, pendampingan, dan business matching untuk mendukung pelaku usaha berorientasi ekspor sehingga mampu meningkatkan kualitas produknya dan dapat bersaing di pasar global," ujar Maqin, Selasa (16/7/2024).
LPEI memiliki komitmen kuat untuk membantu produk lokal Indonesia menembus pasar internasional.
LPEI terus berupaya untuk menyediakan serangkaian pendampingan dan pelatihan yang dirancang khusus untuk mendukung para pelaku usaha di Indonesia.
Melalui berbagai program seperti Coaching Program for New Exporter (CPNE), Desa Devisa, dan Business Matching LPEI tidak hanya memberikan bantuan finansial tetapi juga membekali para pelaku usaha dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing di pasar global.
Selain itu, LPEI juga tengah menyiapkan sebuah marketplace yang dirancang khusus sebagai sarana edukasi ekspor, layanan informasi, inkubasi, peningkatan kapasitas, dan tempat bertemunya seller dan buyer (business matching).
Marketplace ini dirancang untuk menjadi ekosistem terpadu yang memfasilitasi berbagai aspek ekspor, dari pengembangan produk hingga pemasaran dan sertifikasi.
Marketplace dari LPEI ini akan membantu UKM meningkatkan kinerja ekspor mereka dengan memanfaatkan informasi berbasis riset data dan teknologi digital dalam pengambilan keputusan mereka di bidang ekspor.
Dengan adanya akses ke data yang akurat dan analisis pasar yang mendalam, UKM dapat merumuskan strategi ekspor yang lebih efektif dan efisien.
Kemudahan dan ketersediaan pelayanan yang lengkap pada marketplace ini diharapkan dapat mendorong pelaku usaha berorientasi ekspor untuk berani mendunia.
Ia menambahkan inisiatif ini untuk memperkuat daya saing produk-produk Indonesia di kancah internasional, sehingga mampu berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
LPEI berkomitmen untuk terus mendukung inovasi dan pengembangan kapasitas para pelaku usaha Indonesia agar mampu beradaptasi dan berkembang di pasar global yang semakin kompetitif.
"Dengan dukungan ini, LPEI berharap dapat mendorong lebih banyak pelaku usaha berorientasi ekspor untuk mengambil langkah berani mendunia," kata Maqin.

