Sepanjang Periode Januari - April 2024, BBRI Kucurkan KUR Sebesar Rp59,96 Triliun ke Pelaku UMKM

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBRI) melaporkan telah melakukan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) kepada sebanyak 1,2 juta debitur yang merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada periode Januari hingga April 2024.

Adapun jumlah nilai KUR yang telah dikucurkan mencapai Rp59,96 triliun.

Dalam keterangan tertulis, Selasa (28/5), Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengungkapkan, pencapaian tersebut setara 36 persen dari target penyaluran KUR yang di-breakdown oleh pemerintah kepada BRI di tahun 2024, yakni sebesar Rp165 triliun.

“Mayoritas KUR BRI disalurkan kepada sektor produksi, dengan proporsi mencapai 55,95 persen,” jelasnya lagi.

Lebih lanjut diungkapkan, secara umum, strategi bisnis mikro BRI di tahun 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan.

BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi," kata Supari.

Ditambahkan, BRI akan terus menjalankan strategi yang telah dilaksanakan selama ini guna mendorong penyaluran KUR.

Strategi tersebut dilakukan melalui konsep revitalisasi tenaga pemasar mikro yang merupakan financial advisor dengan konsep penguasaan ekosistem suatu wilayah.

“Ini akan menjadi tulang punggung pelaksanaan program-program pemberdayaan yang digagas BRI, seperti Desa BRILiaN, Klasterkuhidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL), dan LinkUMKM (platform pemberdayaan online),” beber Supari.

Melalui berbagai program pemberdayaan tersebut, lanjutnya, BRI berupaya memberikan one stop solution kepada pelaku usaha mikro, tidak hanya bidang keuangan, tetapi juga non-keuangan sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM.

BRI bersama pemerintah memiliki komitmen untuk mendorong para nasabah KUR naik kelas.

Atas dasar tersebut, imbuh dia, pemerintah memberlakukan aturan masa maksimal penerimaan KUR hingga penyesuaian bunga KUR.

"Dilakukan penyesuaian, sehingga orang jangan nyaman KUR terus, tapi naik kelas. Siklusnya tidak boleh terus-terusan dan bunganya juga semakin naik mendekati komersial. Setelah itu didorong untuk percepatan graduasi," tandasnya.