Investasi Pada GOTO Turut Picu Laba ASII Turun 14 Persen Pada Kuartal I 2024

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Astra International Tbk (IDX: ASII) mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,464 triliun sepanjang kuartal I 2024, atau turun 14,3 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang mencapai Rp8,719 triliun.

Dampaknya, laba per saham merosot ke level Rp184 per lembar pada akhir Maret 2024. Sedangkan di akhir Maret 2023 berada di level Rp215 per helai.

Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro melaporkan pendapatan sebesar Rp81,209 triliun pada kuartal I 2024.

Hasil itu menciut 2,05 persen dibanding kuartal I 2023 yang mencapai Rp82,98 triliun.

Pemicunya, penjualan barang menyusut 7,1 persen secara tahunan menjadi Rp55,748 triliun pada kuartal I 2024.

Tapi pendapatan jasa dan sewa tumbuh 10,6 persen secara tahunan menjadi Rp17,758 triliun pada kuartal I 2024.

Senada, pendapatan dari lini usaha jasa keuangan meningkat 13,2 persen secara tahunan menjadi Rp7,703 triliun.

Walau beban pokok pendapatan dapat ditekan sedalam 2,4 persen secara tahunan menjadi Rp63,624 triliun pada kuartal I 2024.

Tapi laba kotor tetap tergerus 0,72 persen secara tahunan menjadi Rp17,585 triliun.

Bahkan, laba sebelum pajak penghasilan terpangkas 15,2 persen secara tahunan menjadi Rp12,012 triliun pada akhir Maret 2024.

Adapun pos-pos penekannya, beban umum dan administrasi yang membengkak 12,1 persen secara tahunan menjadi Rp4,566 triliun pada kuartal I 2024.

Lalu, beban keuangan naik 83,1 persen secara tahunan menjadi Rp978 miliar.

Selain itu, rugi selisih nilai tukar rupiah atau kurs menggembung 118,5 persen secara tahunan menjadi Rp330 miliar.

Bahkan ASII menderita rugi investasi pada PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (IDX: HEAL) sedalam Rp665 miliar pada kuartal I 2024.

Sedangkan pada kuartal I 2023 meraih potensi laba investasi Rp117 miliar.

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2024 tanpa audit ASII yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (29/4/2024).

Pada sisi lain, jumlah kewajiban bertambah 1,5 persen, menjadi Rp198,44 triliiun pada akhir Maret 2024.

Sementara itu, total ekuitas meningkat 4,4 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp261,58 triliun pada akhir Maret 2024.