Beban Pangkas Laba SMGR Sebesar 8,2 Persen di Tahun 2023
Pasardana.id - PT Semen Indonesia Tbk (IDX: SMGR) mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,17 triliun pada tahun 2023, atau amblas 8,2 persen dibanding tahun 2022 yang mencapai Rp2,364 triliun.
Dampaknya, laba per saham dasar melorot ke level Rp321 per lembar pada akhir tahun 2023. Sedangkan di akhir tahun 2022 berada di level Rp397 per helai.
Padahal, Direktur Utama SMGR, Donny Arsal melaporkan, pendapatan perseroan mencapai Rp38,651 triliun sepanjang tahun 2023.
Hasil itu tumbuh 6,3 persen dibanding tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp36,378 triliun.
Rinciannya, penjualan semen kepada pihak ketiga meningkat 2,78 persen secara tahunan menjadi Rp29,594 triliun pada tahun 2023.
Senada, penjualan terak kepada pihak ketiga naik 32,9 persen secara tahunan menjadi Rp3,27 triliun.
Demikian juga dengan penjualan beton jadi dan siap pakai kepada pihak ketiga yang tumbuh 8,9 persen secara tahunan menjadi Rp1,822 triliun.
Adapun penjualan produk-produk serupa kepada pihak berelasi tumbuh 2,45 persen secara tahunan menjadi Rp2,256 triliun pada tahun 2023.
Sayangnya, beban pokok pendapatan membengkak 10,5 persen secara tahunan menjadi Rp28,474 triliun pada tahun 2023. Akibatnya, laba kotor terpangkas 4,6 persen secara tahunan menjadi Rp10,176 triliun.
Menariknya, laba sebelum pajak penghasilan tumbuh 0,15 persen secara tahunan menjadi Rp3,303 triliun pada tahun 2023.
Pendorongnya, beberapa pos beban usaha dapat ditekan seperti beban penjualan turun 14,75 persen secara tahunan menjadi Rp2,518 triliun pada tahun 2023.
Selain itu, beban keuangan menyusut 2,5 persen secara tahunan menjadi Rp1,39 triliun pada tahun 2023.
Sayangnya, beban pajak penghasilan melonjak 26,1 persen secara tahunan menjadi Rp1,008 triliun pada tahun 2023.
Akibatnya, laba tahun berjalan terpangkas 8,16 persen secara tahunan menjadi Rp2,295 triliun.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2023 telah audit emiten pabrik semen pelat merah ini yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (10/3/2024).
Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 4,5 persen secara tahunan menjadi Rp31,769 triliun pada akhir tahun 2023.
Pada sisi lain, total ekuitas bertambah 1,27 persen secara tahunan menjadi Rp47,8 triliun pada akhir tahun 2023.

