Lunasi Pembelian Tanah Milik Direktur Utama, Berkah Mulia Mandiri Lepas 550 Juta Saham Baru
Pasardana.id - PT Berkah Mulia Mandiri Tbk akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan melepas sebanyak 550 juta saham baru bernominal Rp50 per lembar.
Mengutip calon emiten perdagangan bitumen yang diunggah pada laman e-IPO, Kamis (20/7/2023) disebutkan bahwa jumlah saham yang ditawarkan setara 31,303 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Sebagai langkah pertama, perseroan melakukan penawaran awal dalam rentang harga Rp131 - 140 per lembar mulai tanggal 20 - 25 Juli 2023.
Sehingga nilai IPO ini berkisar Rp72,05 miliar - Rp77 miliar.
Proses aksi korporasi ini berlanjut jika OJK menerbitkan pernyataan efektif IPO pada tanggal 31 Juli 2023.
Jika sesuai jadwal tersebut, bersama NH Korindo Sekuritas Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi efek melakukan penawaran umum pada tanggal 2 - 4 Agustus 2023.
Sebagai penarik pemodal, calon emiten dengan kode perdagangan BITU ini memberikan 137, 5 juta waran seri 1 kepada pemegang saham masa penjatahan tanggal 4 Agustus 2023 dengan rasio 4 saham baru mendapat 1 waran seri 1.
Selanjutnya, setiap 1 waran seri 1 dapat ditebus menjadi 1 saham baru dengan harga pelaksanaan yang akan ditentukan kemudian mulai tanggal 8 Februari - 8 Agustus 2024.
Rencananya, 88,4 persen dana IPO untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku pendukung, biaya logistik, pembayaran upah maupun tunjangan tenaga kerja, dan biaya pemasaran produk perseroan.
Sisanya, sekitar Rp9,105 miliar untuk belanja modal pelunasan pembelian tanah senilai Rp24 miliar milik Lasmono Imam Rahardjo yang saat ini menjadi Direktur Utama Perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2022 telah audit, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp8,934 miliar atau tumbuh 41,2 persen dibanding tahun 2021.
Hasil itu seiring dengan peningkatan pendapatan 19,17 persen dibanding tahun 2021 menjadi Rp249,05 miliar.
Namun, saldo laba akhir tahun 2022 berkurang 78,4 persen yang tersisa Rp7,792 miliar karena dialihkan sebagai modal disetor.
Sehingga modal disetor perseroan meningkat menjadi Rp55,05 miliar dari akhir tahun 2021 yang hanya Rp19,05 miliar.

