J.P. Morgan Sebut Kendaraan Listrik dan Ekonomi Digital sebagai pendorong Ekonomi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Perusahaan jasa keuangan global terkemuka, J.P. Morgan menyebutkan, ambisi Indonesia terhadap industri kendaraan listrik (EV) diharapkan dapat memberikan dorongan ke pasar modal Indonesia.

Apalagi, Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia – logam yang banyak digunakan dalam produksi EV.

Dengan demikian, J.P. Morgan menetapkan peringkat “overweight” (OW) pada produsen material Indonesia.

“Berbekal cadangan nikel yang besar, Indonesia memiliki tujuan menjadi pusat kendaraan listrik di Asia Tenggara, dan kami telah melihat kemajuan yang baik dalam dua tahun terakhir, di mana negara ini telah menandatangani lebih dari selusin kesepakatan senilai lebih dari US$15 miliar dengan perusahaan seperti Hyundai Motor., CATL, antara lain untuk memproduksi kendaraan listrik dan baterai, serta membangun rantai pasokan,” kata Henry Wibowo, Head of Indonesia Equities Research di J.P. Morgan dalam keterangan pers, Kamis (02/3).

Ditambahkan, meskipun ekonomi digital Indonesia mengalami tahun 2022 yang penuh tantangan di balik suku bunga yang meningkat, industri senilai US$50 miliar ini tetap menjadi bagian penting dari perekonomian.

“Kami yakin persaingan menuju profitabilitas terus menjadi fokus utama bagi perusahaan berbasis internet (di Indonesia) pada tahun 2023. Mereka telah mengambil berbagai langkah efisiensi biaya tahun lalu dan memperkenalkan tools monetisasi pendapatan terkini untuk mempercepat dan mencapai profitabilitas yang berkelanjutan. Langkah-langkah tersebut tentu harus membuahkan hasil tahun ini,” beber Wibowo.

Lebih lanjut, J.P. Morgan juga memberikan peringkat OW terhadap lembaga keuangan, dilihat dari kerangka tata kelola dan manajemen risiko yang lebih baik di bank-bank BUMN.

Hal ini didukung dengan adanya pertumbuhan kredit sebagai pendorong pendapatan sistem perbankan, dan pergerakan industri ini dalam menuju layanan keuangan dengan menawarkan nilai tambah yang lebih tinggi.

J.P. Morgan juga baru-baru ini memberikan peringkat OW terhadap sektor kebutuhan pokok konsumen dan layanan kesehatan, karena adanya profil pertumbuhan defensif sektor tersebut.