Hasil Pertemuan SECO, Menteri Teten Sebut Indonesia Jadi Mitra Dagang Terpenting Swiss

Foto : istimewa
Foto : istimewa

Pasardana.id - Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) diminta untuk bisa memanfaatkan fasilitas pembebasan bea masuk ke Swiss untuk mengakses pasar Swiss dan Eropa secara umum.

Dalam keterangan pers, dikutip Senin (30/1), Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki mengatakan, bahwa hasil pertemuan dengan SECO (Swiss Secretariate for Economic Affair), yaitu lembaga pemerintahan terpenting di Swiss telah menyepakati bahwa Indonesia menjadi mitra dagang terpenting Swiss.

"Kesepakatan perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) Indonesia-Swiss sudah diratifikasi atau disahkan parlemen. Dan yang paling penting adalah implementasi oleh dunia usaha," kata Teten.

Lebih lanjut Teten menyebutkan, fokus kerja sama untuk pasar Eropa seperti disampaikan Presiden EU Commission, Ursula von der Leyen, yakni penyediaan dan pemasaran produk ramah lingkungan termasuk salah satunya bambu.

Hal ini seiring dengan program KemenKopUKM yang saat ini sedang membangun Rumah Produksi Bersama pengolahan bambu di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Saya optimistis kita dapat meningkatkan peran yang jauh lebih besar di pasar global mengingat bahwa kita memiliki keunggulan kualitas pekerjaan, bahan baku, dan desain," ucapTeten.

Meski demikian, Teten mengingatkan kepada dunia usaha nasional juga perlu meningkatkan penguasaan pasar dalam negeri yang cukup besar.

Antara lain, memanfaatkan kebijakan afirmatif penggunaan produk dalam negeri.

"Pemerintah akan terus meningkatkan porsi belanja produk koperasi dan UMKM. Dan para pelaku asing akan didorong untuk bermitra dengan pengusaha lokal," terang Teten.

Lebih dari itu, KemenKopUKM juga akan terus memperkuat ekosistem UKM, mulai dari sisi produksi, kemitraan, SDM, pendanaan, hingga pemasaran.

Antara lain, melalui penguatan rantai pasok dan jaminan pasokan bahan baku.