HDIT Perkenalkan Inovasi Produk dan Layanan Digital Davestpay dan Doeku

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Hensel Davest Indonesia Tbk (IDX: HDIT) pada, Jumat (29/7/2022) lalu, telah berhasil menggelar Public Expose Tahunan yang juga turut memperkenalkan Davestpay dan Doeku sebagai produk inovasi perseroan.

Direktur PT Hensel Davest Indonesia Tbk, Ferdiana Tjahyadi mengungkapkan, Davestpay merupakan produk dan layanan pembayaran tagihan dan produk digital yang juga dapat melayani pembelian dan pembayaran tagihan PLN, token PLN, telepon, internet, serta melayani pembelian tiket pesawat, voucher hotel dengan harga terbaik, pembelian pulsa all operator dan pembayaran pulsa bulanan.

“Juga pembayaran BPJS dan multifinance terlengkap, pembayaran tagihan PDAM, serta pembelian lebih dari 1000 voucher game,” sebut Ferdiana, seperti dilansir dari siaran pers, Rabu (3/8/2022).

Selain itu, HDIT juga memiliki Doeku yang merupakan platform pendana dan pinjaman modal usaha untuk pedagang pulsa dan UMKM.

Melalui produk inovasi layanan tersebut, Perseroan hadir untuk memberikan solusi digital dan inklusi keuangan kepada masyarakat agar dapat beraktivitas dan berbisnis dengan platform teknologi.

Terkait kinerja HDIT, Chief Technology Officer PT Hensel Davest Indonesia Tbk, Edwin Hosan menjelaskan, perseoran berhasil membukukan penjualan 3,4 triliun di tahun 2021.

Angka tersebut meningkat sekitar 10 persen dibanding periode yang sama di tahun 2020.

Berangkat dari poin positif tersebut, kata Edwin, di tahun 2022, perusahaan fokus pada beberapa strategi seperti mengembangkan peluang-peluang bisnis baru, menumbuhkan bisnis inti perseoran, memaksimalkan peluncuran platform produk-produk digital dan pembayaran digital yang inovatif namun efisien.

Kemudian melatih kompetensi SDM yang dimiliki oleh perseroan, menyempurnakan praktek tata kelola yang baik, selalu melakukan transformasi digital dalam seluruh proses bisnis perseroan.

“Lalu secara aktif mengambil peran dalam keberlanjutan ekonomi, lingkungan dan sosial,” sambung Edwin.

Edwin juga menjelaskan, dalam empat tahun terakhir, perseoran selalu membukukan laba kotor atau gross profit yang positif.

Meskipun ada tren penurunan, namun di tengah kondisi pandemi dan regulasi subsidi listrik, untuk kuartal I di tahun 2022 laba kotor perusahaan tercatat turun sebesar 5 persen dibanding kuartal I tahun sebelumnya.

“Terkait beban umum dan administrasi, merujuk kepada laporan keuangan perseoran yang diaudit, salah satu komponen terbesarnya adalah biaya amortisasi, sehingga secara EBITDA, perusahaan dapat membukukan hasil yang positif sebesar Rp7 miliar di tahun 2021,” jelas Edwin.

Turut Hadir dalam public ekspose, antara lain: investor institusi, individu, perusahaan sekuritas, dan kalangan media.