Derita Rugi USD227,94 juta Pada Tahun 2021, Akuntan Publik Ragu Kelangsungan Usaha BULL

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id PT Buana Lintas Lautan Tbk (IDX: BULL) menderita rugi mencapai USD227,94 juta pada tahun 2021, atau memburuk dibandingkan tahun 2020 yang membukukan laba bersih sebesar USD36,003 juta.

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2021 telah audit emiten pelayaran yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/8/2022),  

Padahal, dalam laporan keuangan kuartal III, perseroan membukukan laba bersih sebesar USD3,059 juta.

Kuartal II dengan telaah terbatas melaporkan laba bersih sebesar USD15,49 juta.

Sedangkan di Kuartal I 2021 melaporkan laba bersih sebesar USD11,374 juta.

Dalam laporan keuangan tahun 2021 telah audit tersebut, tertera pendapatan turun 7,7 persen menjadi USD179,03 juta, dipicu pendapatan time charter yang merosot 15,38 menjadi USD110,74 juta.

Senasib, perjanjian pool anjlok 61 persen tersisa USD10,103 juta.  

Tapi pendapatan angkutan naik 27,67 persen menjadi USD56,422 juta.

Sayangnya, beban langsung membengkak 42 persen menjadi USD137,56 juta, karena biaya bahan bakar membengkak 336,8 persen menjadi USD24,9 juta.

Ditambah, biaya pelabuhan naik 223,6 persen menjadi USD12,4 juta,

Dampaknya, laba kotor merosot 57,7 persen menjadi USD41,468 juta.

Kian tertekan, terdapat empat pos penekan kinerja perseroan.

Pertama. perseroan melaporkan penurunan revaluasi kapal sedalam 2800 persen menjadi USD87,585 juta.

Lalu, kerugian penjualan aset tetap yang membengkak 6980 persen menjadi USD55,014 juta.

Berikutnya, kerugian penurunan nilai goodwill senilai USD25,552 juta. Pos ini nihil pada tahun 2021.

Kemudian, kerugian lain-lain yang membengkak 1143 persen menjadi USD48,405 juta.

Akibatnya, perseroan menderita rugi sebelum pajak senilai USD230,89 juta.

Karena rugi bersih itu, perseroan harus mencatatkan defisit membengkak 344 persen menjadi USD271,41 juta. Dampaknya, aset terpapas 27 persen dan tersisa USD601,94 juta.

Patut diperhatikan, Akuntan Publik pemeriksa laporan keuangan tersebut memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian, Karena dalam pendapatnya, Akuntan Publik belum memperoleh bukti yang cukup dan tepat atas perjanjian kontrak senilai USD10,277 juta.

Akuntan Publik juga tidak yakin akan kepatuhan manajemen BULL terhadap convenant perjanjian pinjaman jangka panjang senilai USD260,41 juta dan pinjaman jangka pendek senilai USD217 juta.

“Kami tidak dapat memperoleh rekonsiliasi perbedaan sebesar USD2,697 juta antara jawaban konfirmasi dengan jumlah tercatat,” tulis Bambang Subagyo, Akuntan Publik dari Kantor Akunan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan.

Bahkan, Akuntan Publik dari KAP berafiliasi dengan BDO itu meragukan kelangsungan usaha BULL karena rugi mencapai USD230,9 juta dan kewajiban jangka pendek senilai USD139,82 juta.