GOTO Tambah Laba ASII Jadi Rp18,17 Triliun Pada Semester I 2022
Pasardana.id - PT Astra International Tbk (IDX: ASII) meraih laba bersih sebesar Rp18,174 triliun pada semester 1 2022, atau melonjak 106 persen dibandingkan periode sama tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp8,831 triliun.
Hasil itu mendongkrak laba per saham dasar ke level Rp449, sedangkan di akhir Juni 2021 berada di level Rp218.
Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro menjelaskan, laba bersih tersebut termasuk keuntungan nilai wajar atas investasi pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO), mencapai Rp18,2 triliun, 106 persen lebih tinggi dari semester pertama tahun 2021.
“Jika tidak memperhitungkan keuntungan yang belum direalisasikan tersebut (GOTO), laba bersih hanya meningkat sebesar 64 persen menjadi Rp14,5 triliun, mencerminkan kinerja yang kuat dari hampir semua divisi bisnis, terutama divisi alat berat dan pertambangan, otomotif dan jasa keuangan,” jelas Djony dalam siaran pers, Kamis (28/7/2022).
Rincinya, laba bersih divisi otomotif Grup meningkat 29 persen menjadi Rp4,3 triliun, mencerminkan volume penjualan kendaraan bermotor yang lebih tinggi.
Sedangkan, laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 36 persen menjadi Rp2,9 triliun selama semester pertama 2022, disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen.
Berikutnya, laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup meningkat 131 persen menjadi Rp6,2 triliun, terutama disebabkan peningkatan kontribusi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara, yang seluruhnya diuntungkan oleh harga batu bara yang lebih tinggi.
Namun, kebijakan larangan ekspor batu bara sementara pada bulan Januari mengakibatkan berkurangnya volume produksi batu bara.
Lalu, laba bersih divisi agribisnis Grup meningkat 25 persen menjadi Rp645 miliar, terutama disebabkan harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi.
Sedangkan, divisi infrastruktur dan logistik mencatat peningkatan laba bersih dari Rp91 miliar pada periode yang sama pada tahun 2021, menjadi sebesar Rp353 miliar, terutama disebabkan peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol.

