Minyak Kelapa Sawit Terbangkan Laba SSMS 468 Persen, Tembus Rp989 Miliar Pada Akhir Maret 2022
Pasardana.id - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (IDX: SSMS) menargetkan meraup pendapatan sebesar Rp5 triliun - 6 triliun sepanjang tahun 2022, yang ditopang peningkatan produksi.
Sekretaris Perusahaan SSMS, Swasti Kartikaningtyas mengatakan, bahwa pertumbuhan kinerja yang sejalan dengan perkembangan teknologi industri dengan memprediksi penjualan tahun 2022 mencapai Rp6 triliun.
"Kita optimis pendapatan sekitar Rp5 triliun sampai dengan Rp6 triliun diprediksi dapat dicapai perseroan yang ditopang oleh peningkatan produksi," kata Swasti kepada media, Jumat (1/7/2022).
Dia juga menyebutkan, bahwa perseroan menargetkan peningkatan produksi sebesar 6 - 8 persen dibandingkan tahun 2021, antara lain produksi CPO sebesar 541,643MT, Kernel sebesar 38,986 MT dan PKO sebesar 22,680 MT.
"SSMS optimis bahwa untuk pendapatan akan dapat bertambah, karena harga sawit dalam tren positif terutama setelah keran ekspor dibuka kembali," ujarnya.
Sedangkan CFO SSMS, Jap Hartono menjelaskan, bahwa dalam hal strategi bisnisnya, SSMS tidak memilih untuk membuka lahan baru.
"SSMS akan mengoptimalkan lahan yang sudah ada serta lebih memilih mengakuisisi perkebunan atau Perusahaan daripada membuka lahan baru," katanya.
Sementara jika dilihat hasil kuartal I 2022, terlihat sejalan dengan target itu, dimana, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp989,65 miliar dalam tiga bulan pertama tahun 2022, atau melonjak 468,38 persen dari periode sama tahun 2021 yang terbilang Rp174,11 miliar.
Berdasarkan data laporan keuangan SSMS yang diterbitkan, Kamis (30/6/2022), perseroan mencatatkan pendapatan yang sangat tinggi, sebesar Rp2,18 triliun hingga periode 31 Maret 2022 melonjak 100,29 persen dari pendapatan Rp1,08 triliun di periode yang sama tahun 2021.
Hasil itu ditopang penjualan minyak kelapa sawit kepada pihak berelasi naik 91 persen menjadi Rp1,876 triliun.
Di susul mulai membukukan penjualan inti sawit kepada pihak berelasi sebesar Rp160,76 miliar.
Dengan kata lain, dalam tiga bulan telah mencapai 36,33 persen dari total target pendapatan tahun 2022.
Sedangkan, laba bruto SSMS naik 158,79 persen menjadi Rp1,27 triliun dari laba bruto yang hanya Rp493,99 miliar di kuartal I-2021.
Catatan penting lainnya adalah; SSMS berhasil membukukan keuntungan atas nilai wajar aset biologis sebesar Rp213,96 miliar atau naik 727,59 persen dari sebelumnya hanya Rp25,85 miliar.
Capaian itu membuat laba usaha diraih sebesar Rp1,31 triliun melonjak 263,57 persen dari laba usaha Rp361,74 miliar tahun sebelumnya.
Perseroan juga sukses membukukan pendapatan keuangan senilai Rp69,96 miliar naik 71,89 persen dari keuntungan keuangan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp40,71 miliar.
Lalu ada juga bagian dari keuntungan atas entitas asosiasi sebesar Rp15,85 miliar dimana pos ini sebelumnya adalah kerugian senilai Rp13,70 miliar.
Sehingga laba sebelum pajak di kuartal I-2022 tercatat Rp1,27 triliun naik 405,69 persen dari laba sebelum pajak Rp251,43 miliar tahun sebelumnya.
Seiring dengan kinerja perseroan yang sangat baik ini. Kewajiban pajak yang ditunaikan SSMS per tiga bulan pertama tahun 2022 senilai Rp274,87 miliar naik signifikan 264,57 persen dari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp75,39 miliar.
Torehan positif diatas membuat laba per saham dasar emiten sawit ini terbang jadi Rp103,90 jauh jika dibandingkan dengan kuartal I-2021 yang hanya Rp18,28 per saham.
Total aset perseroan juga mengalami pertumbuhan positif mencapai Rp14,68 triliun hingga periode 31 Maret 2022 naik 6,02 persen dari total aset Rp13,85 triliun pada periode 31 Desember 2021.
Pertumbuhan tersebut dikontribusikan oleh ekuitas sebesar Rp7,10 triliun naik 16,38 persen dari akhir 2021 Rp6,10 triliun dan hal positif lainnya adalah liabilitas SSMS turun 2,14 persen dari Rp7,74 triliun di akhir tahun 2021 menjadi Rp7,57 triliun di 31 Maret 2022.
Adapun posisi keuangan SSMS yang layak menjadi perhatian adalah kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi per 31 Maret 2022 sebesar Rp420,09 miliar naik 343,53 persen dari sebelumnya Rp94,71 miliar.

