Grup Salim Siap Tingkatkan Modal Inti BINA Hingga Rp3 Triliun

Foto : dok. Pasardana.id

Pasardana.id - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Ina Perdana Tbk (IDX: BINA) pada Jumat (3/6/2022) siang ini, menyetujui rencana Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHETD) atau right issue.

Menurut Direktur Utama BINA, Daniel Budirahayu, dengan restu ditangan, maka pelaksanan right issue akan digelar pada semester II 2022.

“Langkah ini dilakukan untuk memenuhi ketentuan minimal modal inti. Kami yakin akhir tahun ini modal inti BINA akan lebih dari Rp3 triliun,” kata dia usai pelaksanaan RUPST dan RUPSLB.

Ia menjelaskan, pemegang saham pengendali dan pemegang saham utama telah memberi sinyal akan kembali menyerap pelaksanaan HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) sesuai porsi masing-masing.

“Pemegang saham yang ada saat ini berkomitmen untuk melaksanakan HMETD,” kata dia.

Dengan demikian, Anthoni Salim dengan Grup Salim selaku pengendali akhir atau ultimate share holder BINA akan kembali menyuntikan modal melalui PT Indolife Pensiontama selaku pemegang 22,47 persen BINA.

Di samping itu, Grup Salim juga memegang BINA melalui PT Gaya Hidup Masa Kini dengan porsi 9,9 persen dan PT Philadel Terra Lestari yang mengempit 6,48 persen BINA.

Sebelumnya, BINA menyampaikan akan melakukan Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue, dengan melepas sebanyak 2 miliar saham bernominal Rp100 per saham.

Sementara itu, dalam Rapat umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2021, menyepakati untuk menahan semua laba bersih tahun 2021 untuk dicatatkan sebagai saldo laba.

“Karena BINA masih butuh modal untuk ekspansi, maka tahun ini kami tidak membagikan dividen,” kata Daniel.

Ia menambahkan, modal tersebut guna mendukung penyaluran kredit pada tahun 2022, karena dari sisi permintaan terdapat pertumbuhan signifikan.

“Kita bisa lihat hasil pertumbuhan penyaluran kredit BINA pada kuartal I 2022 mencapai 95 persen menjadi Rp5,4 triliun,” kata dia.

Melihat data itu, jelas dia, BINA akan meningkatkan target pertumbuhan kinerja tahun 2022.

“Target 2022 sudah terlewati, sehingga kami sedang menyusun RBB perubahan, yang akhir Juni kami sampai ke OJK. Jika disetujui, angkanya kami sampaikan,” pungkas dia.