Percepat Digitalisasi Kampus, TECH Libatkan 160 PTS di Indonesia

foto : istimewa

Pasardana.id - PT IndoSterling Technomedia Tbk (IDX: TECH) melalui EDUFECTA yang merupakan Aplikasi Penyedia Sistem Informasi Manajemen Perguruan Tinggi, sebuah inovasi karya anak usaha dari TECH, berusaha mengambil peran nyata dalam mempercepat proses digitalisasi dan optimalisasi pembelajaran perguruan tinggi di Indonesia.

Dalam program percepatan digitalisasi kampus tersebut, EDUFECTA siap memfasilitasi 160 perguruan tinggi swasta.

Program tersebut menjadi bagian dari kolaborasi yang sudah dilakukan dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI).

“Kami sadar dalam masa seperti sekarang, kebutuhan teknologi sudah menjadi keniscayaan. Di sinilah EDUFECTA hadir untuk memberikan solusi nyata buat kemajuan dunia pendidikan tinggi Indonesia,” beber Ucu Komarudin, CEO PT Technomedia Interkom Cemerlang (EDUFECTA), seperti dilansir dari siaran pers, Kamis (31/3/2022).

Ucu menjelaskan, program percepatan digitalisasi kampus merupakan tindak lanjut dari kegiatan roadshow yang sudah dilakukan ke berbagai provinsi di Indonesia pada awal tahun ini.

“Dari hasil roadshow tersebut kami melihat kebutuhan aplikasi penyedia sistem informasi perguruan tinggi menjadi hal paling utama, terutama buat mendukung proses belajar mengajar di perguruan tinggi swasta yang sudah pernah kami datangi,” ujarnya.

CEO PT IndoSterling Technomedia Tbk (IDX: TECH), Billy Andrian menambahkan, bahwa program yang menggandeng APTISI tersebut memiliki nilai manfaat besar untuk membantu pengembangan pengelolaan kampus.

“Sejauh ini ada lebih dari 160 perguruan tinggi swasta dapat menikmati manfaat EDUFECTA selama 5 tahun. Program Percepatan Digitalisasi Kampus ini merupakan program hibah bernilai Rp5 miliar,” bebernya. 

Sebagai wujud nyata dukungan, EDUFECTA menggelar soft launching yang dilakukan melalui kegiatan Webinar Nasional pada Rabu (30/3/2022).

Hadir dalam acara tersebut, Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi beserta pimpinan dari APTISI dan semua stakeholders dunia pendidikan tinggi.

Kegiatan yang digelar secara hybrid tersebut diselenggarakan di Kampus K, Universitas Gunadarma, Karawaci, Tangerang, Banten.

Dalam pidatonya, Nadiem Makarim menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada APTISI yang dianggap telah membantu kampus-kampus swasta di Indonesia, dalam mempersiapkan diri menghadapi disrupsi digital dan yang sedang berlangsung, dan masih akan terus bergulir.

“Salah satu dampak disrupsi digital adalah, bahwa hingga tahun 2030 nanti, akan ada 23 jutaan lapangan pekerjaan yang mengganti tenaga manusia dengan teknologi automasi. Tapi hal ini juga dibarengi dengan munculnya sekitar 46 juta pekerjaan baru, termasuk 10 juta jenis pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya. Perguruan Tinggi di Indonesia, membutuhkan dukungan agar mampu bertransformasi dan tanggap dalam menghadapi perubahan dan tantangan di hari ini dan masa depan," jelas Nadiem.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum APTISI, M. Budi Djatmiko mengapresiasi langkah konkret yang telah diwujudkan melalui platform EDUFECTA dalam mendukung kemajuan dunia pendidikan Indonesia.

Kolaborasi dengan pihak swasta, kata dia, menjadi hal utama di era seperti sekarang.

“Pihak swasta menjadi salah satu komponen stakeholders penting untuk bisa memajukan dunia pendidikan kita. Rasanya kehadiran dari EDUFECTA ini menjadi respons positif yang kami sambut dengan hati lapang,” kata Budi.

Dikatakan, program percepatan digitalisasi kampus yang dikembangkan oleh EDUFECTA ini sangat sejalan dengan Kampus Merdeka yang telah dijalankan oleh pemerintah.

“Kolaborasi perguruan tinggi swasta dengan memanfaatkan EDUFECTA ini menjadi penting untuk kemajuan dunia pendidikan kita,” ujarnya.