Laba TURI Turun 23 Persen Pada Kuartal I 2021
Pasardana.id - PT Tunas Ridean Tbk (IDX: TURI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp95,8 miliar pada tiga bulan pertama tahun 2021, atau turun 23 persen dibanding akhir Maret 2020 yang tercatat sebesar Rp125 Miliar.
Sehingga, laba per saham dasar turun menjadi Rp17, dibandingkan di kuartal I 2020 yang tercatat sebesar Rp22.
Direktur Utama TURI, Rico Setiawan menjelaskan, laba pada kuartal pertama 2021 turun 23 persen disebabkan oleh melemahnya kontribusi di semua segmen, meskipun ada peningkatan dalam perdagangan dan profitabilitas dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
“Kedepan kami berharap lebih baik. Seiring dengan berlanjutnya program vaksinasi pemerintah, kami berharap kegiatan ekonomi pulih secara bertahap di tahun 2021," kata dia dalam keterangan resmi, Selasa (27/4/2021).
Lebih lanjut ia merinci, pendapatan bersih grup turun 17 persen menjadi Rp2,64 triliun, dibandingkan akhir Maret 2020 yang tercatat sebesar Rp3,168 triliun.
Laba Grup dari bisnis otomotif menurun 7 persen menjadi Rp73,4 miliar dikarenakan terjadinya penurunan penjualan.
“Pasar mobil nasional turun 21 persen menjadi 187.000 unit, sementara penjualan mobil Grup turun 27 persen menjadi 7.865 unit. Pasar nasional perdagangan motor turun 18 persen menjadi 1,3 juta unit,“ papar dia.
Sedangkan, penjualan sepeda motor Grup turun 10 persen menjadi 43.903 unit. Kontribusi dari bisnis rental malah rugi Rp2,1 miliar, dibandingkan laba tahun lalu sebesar Rp9,4 miliar, terutama karena menurunnya jumlah unit yang terikat kontrak.
Adapun jumlah armada rental turun menjadi 7.284 unit karena beberapa kontrak sewa telah berakhir jangka waktunya.
Pada sisi lain, perusahaan asosiasi yang 49 perssen sahamnya dimiliki Mandiri Tunas Finance, memberikan kontribusi laba setelah pajak sebesar Rp24,5 miliar, atau 33 persen lebih rendah terutama disebabkan oleh penurunan portofolio pembiayaan bersama, volume pinjaman yang lebih rendah dan provisi pinjaman yang lebih tinggi.
Sedangkan jumlah pembiayaan baru turun 41 persen menjadi Rp4,3 triliun.

