Neraca Dagang Februari 2021 Surplus US$ 2,01 Miliar

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Februari 2021 kembali surplus.

Ekspor tercatat sebesar US$ 15,27 miliar dan impor US$ 13,26 miliar. Dengan demikian, neraca dagang Februari 2021 tercatat surplus US$ 2,01 miliar.

Dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (15/3/2021), Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan bahwa angka tersebut tercatat naik cukup tinggi yakni sebesar 14,86% dibanding Februari 2020 (year on year-yoy).

Adapun nilai ekspor Indonesia Februari 2021 mencapai US$15,27 miliar atau turun 0,19 persen dibanding ekspor Januari 2021. Sementara dibanding Februari 2020, naik 8,56 persen.

"Secara month to month memang terjadi penurunan impor tipis sekali. Penurunan impor Februari ini karena penurunan impor migas yang cukup dalam, sebesar 15,95%, sementara impor non migasnya tumbuh," jelasnya.

Lebih rinci diungkapkan, ekspor nonmigas Februari 2021 mencapai US$14,40 miliar, turun 0,04 persen dibanding Januari 2021. Dibanding ekspor nonmigas Februari 2020, naik 8,67 persen.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2021 mencapai US$30,56 miliar atau naik 10,35 persen dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$28,81 miliar atau naik 10,52 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2021 terhadap Januari 2021 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$639,5 juta (27,11 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$240,7 juta (24,20 persen).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari– Februari 2021 naik 10,29 persen dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 8,81 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 12,19 persen.

Ekspor nonmigas Februari 2021 terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu US$2,95 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,86 miliar, dan Jepang US$1,20 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 41,77 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar US$2,99 miliar dan US$1,13 miliar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Februari 2021 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$5,16 miliar (16,90 persen), diikuti Jawa Timur US$3,23 miliar (10,56 persen), dan Riau US$2,64 miliar (8,63 persen).

IMPOR

Suhariyanto juga menjelaskan, nilai impor Indonesia Februari 2021 mencapai US$13,26 miliar, turun 0,49 persen dibandingkan Januari 2021 atau naik 14,86 persen dibandingkan Februari 2020.

Impor migas Februari 2021 senilai US$1,30 miliar, turun 15,95 persen dibandingkan Januari 2021 atau turun 25,37 persen dibandingkan Februari 2020.

Impor nonmigas Februari 2021 mencapai US$11,96 miliar, naik 1,54 persen dibandingkan Januari 2021 atau naik 22,03 persen dibandingkan Februari 2020.

Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Februari 2021 dibandingkan Januari 2021 adalah produk farmasi US$96,9 juta (38,03 persen). Sedangkan peningkatan terbesar adalah mesin dan perlengkapan elektrik US$172,8 juta (10,03 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Februari 2021 adalah Tiongkok US$8,06 miliar (33,95 persen), Jepang US$1,86 miliar (7,83 persen), dan Singapura US$1,31 miliar (5,53 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$4,41 miliar (18,57 persen) dan Uni Eropa US$1,55 miliar (6,54 persen).

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari– Februari 2021 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi US$348,5 juta (15,24 persen), bahan baku/penolong US$363,5 juta (1,87 persen), dan barang modal US$65,2 juta (1,60 persen).

“Neraca perdagangan Indonesia Februari 2021 mengalami surplus US$1,00 miliar yang berasal dari sektor nonmigas US$2,44 miliar. Sedangkan di sektor migas terjadi defisit US$0,44 miliar,” tandas Suhariyanto.