Bangun Ekonomi Hijau, Jokowi Akan Rehabilitasi 630 Ribu Hektar Hutan Mangrove

Foto : istimewa

Pasardana.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan merehabilitasi hutan mangrove seluas 630.000 hektare (ha) yang rusak di berbagai daerah di Tanah Air.

Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan 5 lokasi di 5 provinsi sebagai lokasi persemaian bibit mangrove.

Kebijakan itu disampaikan Jokowi saat memberi kata sambutan dalam perayaan HUT ke-48 PDIP secara virtual pada Minggu (10/1/2021).

Menurutnya, langkah itu seiring dengan kerangka pemerintah untuk membangun ekonomi hijau atau green economy.

“Saya telah menginstruksikan untuk 4 tahun kedepan kita akan melakukan rehabilitasi perbaikan hutan mangrove kurang lebih 630 ribu hektare di seluruh tanah air, yang akan kita perbaiki dan tangani sampai tahun 2024,” kata Jokowi.

“Kita akan bangun sebuah persemaian di lima lokasi di lima provinsi yang setiap lokasinya akan memproduksi 20 juta benih pohon yang akan kita pakai untuk merehabilitasi lahan-lahan yang sering longsor, banjir. Artinya, dalam satu tahun kita bisa memproduksi lebih dari 100 juta bibi pohon,” sambungnya.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi secara khusus memberikan apresiasi kepada Keluarga Besar PDI Perjuangan yang aktif menanam pohon.

Langkah itu dinilai sangat tepat dan sesuai fokus pemerintah untuk melakukan pemulihan lingkungan, rehabilitasi lingkungan, dan implementasinya harus nyata dimulai tahun ini.

“Pemulihan lingkungan ini tidak bisa dilepaskan dari upaya membangun green economy dan green product,” katanya.

Pada saat yang bersamaan, Presiden Jokowi juga menegaskan bakal berfokus pada pengembangan industri hilir biji nikel menjadi baterai lithium selama sisa masa jabatannya.

“Ke depan, kita ingin mengolah biji nikel menjadi baterai lithium yang dapat digunakan untuk ponsel dan mobil listrik. Semua upaya tersebut akan menciptakan puluhan ribu lapangan pekerjaan baru sekaligus berkontribusi pada pengembangan energi masa depan,” tuturnya.

Fokus itu, menurut dia, berdasarkan pada posisi Indonesia yang hampir menguasai 30 persen produksi nikel secara global.

Di sisi lain, Presiden juga menggarisbawahi, cadangan nikel dalam negeri saat ini sebanyak 25 persen jika dibandingkan dengan cadangan dunia.

“Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, atau 25 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia yang jumlahnya kurang lebih 21 juta ton. Sehingga, Indonesia mengontrol hampir 30 persen produksi nikel global,” pungkas Jokowi.