Terdampak Pandemi, PDES Catat Penurunan Pendapatan Sebesar 60,4 Persen

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (PDES) sebagai salah satu pemain pariwisata nasional, pada hari ini, Rabu (26/8) melangsungkan kegiatan Paparan Publik, dimana perseroan hingga Juni 2020 mencatat penurunan pendapatan sebesar 60,4% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dalam paparannya juga disebutkan, kinerja sektor pariwisata turun drastis sejak diterapkannya Kebijakan Kementerian Luar Negeri di awal Maret tahun ini, untuk membatalkan Kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) dan Visa on Arrival (VOA) bagi wisman yang ingin berkunjung ke Indonesia.

Selain Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM yang menerbitkan Permenkumham Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk Wilayah Negara Republik Indonesia tentunya menjadi tekanan bagi industri pariwisata nasional, termasuk Destinasi Tirta Nusantara (PDES).

Komisaris PDES, Rocky W Praputranto mengatakan, Perseroan akan lebih jeli untuk menangkap peluang serta mengembangkan produk wisata baru sesuai dengan trend dan market behaviour yang sesuai dengan New Normal.

"Kedepan, wisman akan banyak melakukan wisata dengan small group ataupun individual dan aktifitas liburannya berbasis special interest di alam terbuka dengan lokalitas destinasi wisata yang khas,” ujar Rocky, seperti dilansir dari siaran pers, Rabu (26/8).

Lebih lanjut dijelaskan, untuk menyikapi sisa tahun 2020, Destinasi (PDES) melakukan beragam upaya untuk mempertahankan kelangsungan usaha, salah satunya dengan menyiapkan produk liburan untuk market domestik.

Produk tersebut disiapkan dengan trend liburan New Normal, dimana destinasi dan aktifitas yang disajikan kebanyakan di luar ruangan dengan daerah wisata yang eksotik seperti Flores, Derawan, Tj Puting, ataupun destinasi popular lain dengan style resort seperti menggunakan glamping bahkan liveaboard di kapal Phinisi.

Direktur Panorama Destination, Ricky Setiawanto menambahkan, perseroan berupaya maksimal untuk bertahan di tengah kondisi pandemik ini dengan terus melakukan komunikasi intens dengan mitra-mitra di luar negeri.

"Selain itu, kami juga mencoba untuk menjual produk kami ke market domestik. Ini tentunya merupakan tantangan, karena selama ini perseroan merupakan wholesaler yang menjalankan bisnis secara B2B dengan klien dari mancanegara,” ungkap Ricky.

Upaya Destinasi (PDES) untuk menjual produk ke market domestik diharapkan juga ikut mendongkrak rasio utilitas kendaraan yang dimiliki perseroan.

Selama masa PSBB Transisi, armada bus disewakan ke beragam korporasi sebagai bus antar jemput karyawan yang dilengkapi dengan protokol kesehatan.

Destinasi (PDES) sendiri telah melengkapi diri dengan protokol kesehatan dibawah assesment World Travel and Tourism Council (WTTC) dan tentunya protokol dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Dengan kelengkapan tersebut, tentunya akan membangun market trust bagi mitra-mitra perseroan di luar dan dalam negeri," tandasnya.