Anak Usaha MTDL Jalin Kemitraan Dengan Qiscus, Perusahaan Penyedia Teknologi Chat Untuk Bisnis

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI)—salah satu entitas anak PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) yang fokus dibidang Distribusi Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK), mengumumkan kemitraan strategik baru dengan perusahaan Qiscus, perusahaan ahli di bidang Real-Time Communication (RTC) Technology yang menyediakan teknologi chat untuk bisnis, dengan menunjuk SMI sebagai Authorized Distributor untuk memperluas jangkauan pemasaran 3 jenis platform yaitu Qiscus Multichannel Chat, Qiscus Chat SDK/API, dan Qiscus Meet SDK/API yang akan menyasar pangsa pasar SME di Indonesia.

Kerja sama ini dipicu oleh beberapa peluang, diantaranya; semakin tingginya kebutuhan enterprises akan kepuasan pelanggan yang lebih baik, peningkatan peluang lead conversion dan penjualan, ketersediaan kolaborasi ROBO (Remote-Office-Branch-Office) /inter-team yang lebih baik, serta adanya model bisnis baru yang membantu pengembangan bisnis tanpa adanya ketergantungan interaksi fisik.

“Qiscus merupakan salah satu solusi yang mendukung produktifitas perusahaan agar lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi melalui chatting yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan ditunjuknya SMI sebagai Authorized Distributor, kami berkomitmen menghadirkan ragam solusi TIK dan menjadi one stop solution bagi mitra bisnis kami dengan menawarkan kemudahan melalui satu pintu sehingga mitra bisnis kami dapat fokus melayani pelanggan,” ungkap Lie Heng, Solution Director PT Synnex Metrodata Indonesia dalam siaran pers, Selasa (25/8).

Dikesempatan yang sama, Delta Purna Widyangga, CEO Qiscus menuturkan, “SMI merupakan salah satu distributor ICT terbesar di Indonesia dengan networking dan pemahaman yang kuat tentang kebutuhan bisnis, terutama di Era Low Touch Economy saat pandemi seperti sekarang. Kerja sama Qiscus, yang telah berpengalaman membantu berbagai bisnis di lebih dari 17 negara, dan SMI beserta networking-nya, akan mempermudah kami untuk membantu lebih banyak bisnis di Indonesia mentrasformasikan interaksi dengan customers-nya ke online melalui channel yang relevan dan proven.”

Asal tahu saja, jumlah pengguna aplikasi chat yang meningkat beberapa tahun terakhir menjadikan kebiasaan baru yang disebut chatting habits. Chat menjadi alternatif baru berkomunikasi untuk berbagai aktifitas, seperti belanja, konsultasi kesehatan, e-learning, pemesanan makanan, transportasi, dan masih banyak lagi. Hal ini berdampak pada munculnya harapan akan conversational experience yang relevan dan pengalaman pelayanan yang instan, simpel, dan nyaman, ketika konsumen berstransaksi dengan bisnis.

Apalagi seiring situasi pandemi selama setengah tahun terakhir telah mendorong terjadinya akselerasi adopsi digital.

McKinsey Digital melaporkan proses adopsi digital oleh bisnis dan konsumen mengalami percepatan menjadi hanya 8 minggu, setelah sebelumnya diperkirakan memakan waktu selama 5 tahun. Artinya, saluran digital semakin dibutuhkan untuk pemenuhan conversational experience konsumen. 

Hal tersebut juga divalidasi dengan fakta;

1.Salesforce menyebutkan, 7 dari 10 konsumen mengharapkan bisnis merespon kebutuhan mereka secara real-time.

2.Mengutip Facebook for Business, 2 dari 3 konsumen bersedia membayar lebih untuk bisa bertransaksi dengan nyaman.

3.1 diantara 2 konsumen, lebih senang berbelanja dengan bisnis yang memfasilitasi mereka untuk bertanya seputar produk sebelum membelinya.