GGRM Bukukan Pendapatan Usaha Hingga Juni 2020 Sebesar Rp53,7 Triliun

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) pada periode 6 bulan hingga Juni 2020, mencatatkan pendapatan usaha menjadi 53,7 triliun atau tumbuh 1,7% dibanding periode yang sama tahun 2019, yang tercatat sebesar 52,7 triliun.

"Pertumbuhan pendapatan penjualan Perseroan sebesar 1,7% menjadi Rp53,7 triliun dicapai karena adanya kenaikan harga dan penurunan volume," beber Heru Budiman, Corporate Secretary GGRM, seperti dilansir dari siaran pers, Senin (24/8).

Lebih rinci dijelaskan, marjin laba bruto GGRM turun dari 18,9% menjadi 16,1% akibat kenaikan beban cukai (termasuk PPN dan pajak rokok) sebesar 6,7% menjadi Rp35,8 triliun.

Beban cukai termasuk PPN dan pajak rokok mencapai 79,5% dari total biaya pokok penjualan pada paruh pertama tahun 2020 dibandingkan dengan 78,4% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Tercatat, laba bruto perseroan hingga Juni 2020 turun 13% menjadi Rp8,7 triliun dari sebelumnya Rp10 triliun. Sedangkan Jumlah Penghasilan Komprehensif di semester I 2020 ini tercatat merosot 10,7% dari Rp4,3 triliun menjadi Rp3,8 triliun.

Lebih lanjut disebutkan, beban usaha perseroan mengalami penurunan sebesar 12,2% menjadi Rp3,6 triliun dan marjin laba usaha juga turun dari 11,3% menjadi 9,7% di tahun 2020.

Sementara beban bunga mengalami peningkatan disebabkan oleh adanya kenaikan saldo rata-rata pinjaman dan penurunan suku bunga pinjaman dibandingkan tahun sebelumnya.

"Faktor-faktor di atas menyebabkan marjin laba bersih turun menjadi 7,1% dibandingkan dengan 8,1% pada bulan Juni 2019," kata Heru.

Ditambahkan, hingga Juni 2020, total volume penjualan rokok produksi GGRM turun sebesar 8,8% menjadi 42,5 miliar batang.

Adapun untuk kategori Sigaret Kretek Mesin full flavour (SKM FF) turun 6,6% menjadi 35,8 miliar batang, dan Sigaret Kretek Mesin rendah tar nikotin (SMK LTN) merosot 45,6% menjadi 2,3 miliar batang.

"SKT (Sigaret Kretek Tangan) merupakan satu-satunya segmen yang mencatat pertumbuhan, sebesar 7,5% menjadi 4,5 miliar batang," imbuh Heru.