Doni Primanto Terpilih Jadi Deputi Gubernur BI, Ini Visi Misinya

Foto : istimewa

Pasardana.id - Setelah menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) pada pekan lalu, Doni Primanto Joewono akhirnya terpilih sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI).

Doni menggantikan Erwin Rijanto yang masa jabatannya berakhir pada Juni 2020.

Sebelumnya, Doni menyampaikan visi dan misinya untuk mewujudkan perekonomian Indonesia yang tumbuh, berdaya tahan dan inklusif.

Doni mengungkapkan, bahwa dirinya akan mendorong optimalisasi industri manufaktur dan pariwisata sebagai salah satu strategi membangkitkan ekonomi Indonesia pasca Covid-19.

Di sektor pariwisata, dia akan mendorong penguatan destinasi wisata utama seperti pulau Bali dan Bintan.

“Objek wisata potensial di Bali dan Bintan untuk menarik asing asal Singapura, Malaysia, dan Australia,” katanya.

Doni juga menyoroti mengenai isu syariah.

“Jika diibaratkan, perbankan syariah itu adalah sebuah mobil dan penumpang adalah nasabah. Mobil tidak akan berjalan jika tidak disi dengan penumpang, sama halnya dengan perbankan syariah," ujarnya.

Lebih lanjut dia juga memaparkan, ada tiga pilar pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Pertama, pemberdayaan ekonomi syariah. Kedua, pendalaman pasar keuangan syariah; dan yang Ketiga, penguatan riset dan edukasi termasuk sosialisasi dan komunikasi.

Doni mengungkapkan, dalam rangka mengembangkan dan memberdayakan ekonomi syariah, antara lain; ada di pondok pesantren. Indonesia memiliki sekitar 28 ribu pondok pesantren yang berpotensi menjadi demand atau nasabah bank syariah.

"Karena itu, kami membuat pilot project untuk menjadikan holding pesantren. Hal ini bertujuan untuk memperkuat pesantren sebagai salah satu komponen keuangan dan ekonomi syariah. Kami dengan KNKS akan terus mendukung ekonomi syariah agar terdepan," ujar Doni.

Isu lainnya, yakni elektronifikasi atau keuangan digital.

Menurutnya, digitalisasi menjadi salah satu cara untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Akselerasinya, yakni; melalui elektronifikasi bantuan sosial, transaksi pemda, hingga sektor transportasi.

"Digitalisasi mendorong elektronifikasi bansos ini sangat efektif, apalagi dalam kondisi Covid-19 ini adalah untuk mendorong ekonomi, mendorong supaya bansos betul-betul diterima dan menggerakkan ekonomi," katanya.

Selain digitalisasi pada sistem pembayaran, elektronifikasi pada sektor pemerintah daerah juga dinilai dapat terus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Dalam hal ini, ia akan mendorong digitalisasi di sejumlah daerah.

Di BI sendiri, Doni banyak terlibat membangun sistem pengelolaan moneter, seperti mempersiapkan terbitnya obligasi pemerintah, dan membangun sistem lalu lintas devisa (LLD) dan mengkoordinasikan penyelenggaraan Rakornas TPID.

Doni juga pernah mendapat dua kali penghargaan sebagai TPID terbaik di Solo tahun 2012 dan di Jakarta tahun 2018.

Doni juga telah mengikuti Program Pendidikan Lemhanas pada tahun 2018.