BPS Catat Konsumsi Rumah Tangga Melambat Selama Masa PSBB
Pasardana.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2020 cuma 2,84 persen. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu, pertumbuhannya masih 5,02 persen.
"Kalau kami lihat, memang konsumsi rumah tangga melambat cukup dalam. Karena porsi dari konsumsi rumah tangga terhadap perekonomian sangat besar, tentu akan sangat mengerek ke bawah (pertumbuhan ekonomi)," tutur Kepala BPS Suhariyanto, Selasa (5/5/2020).
Dirinya menerangkan pada kuartal pertama, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 2,97 persen. Pertumbuhan ini melambat dibandingkan tahun lalu yang mencapai 5,07 persen.
Bahkan, apabila dibandingkan kuartal keempat 2019, ekonomi pada periode Januari-Maret ini mengalami kontraksi 2,41 persen.
Dengan besarnya kontribusi konsumsi rumah tangga pada struktur PDB, Suhariyanto menekankan, menjaga daya beli masyarakat menjadi sesuatu yang penting.
"Karena itu, pemerintah berusaha keras untuk mengendalikan inflasi," katanya.
Lebih detail, BPS mencatat komponen yang mengalami kontraksi, yakni pakaian, alas kaki, hingga jasa perawatan hingga minus 3,29 persen. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, komponen ini bertumbuh 4,48 persen.
Komponen berikutnya, yaitu konsumsi transportasi dan komunikasi yang terkontraksi 1,81 persen dibandingkan 5,13 persen pada kuartal I 2019.
Komponen lainnya tercatat melambat, namun masih membukukan pertumbuhan. Seperti konsumsi makanan dan minuman selain restoran yang meningkat 5,10 persen atau lebih rendah ketimbang kuartal I 2019 sebesar 5,32 persen.
Kemudian, komponen restoran dan hotel hanya tumbuh 2,39 persen dari sebelumnya 5,64 persen.
"Ini bisa dipahami, karena ada PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), imbauan untuk mengurangi aktivitas di luar dan stay at home," beber Suhariyanto.
Di sisi lain, masih ada indikator yang menguat, yakni volume penjualan listrik PLN ke rumah tangga.
"Pertumbuhannya 7,54 persen," tandasnya.

