TOWR Catatkan Pendapatan 2019 Naik 10 Persen
Pasardana.id - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berhasil membukukan pendapatan sepanjang tahun 2019 meningkat sekitar 9,88% menjadi Rp6,45 triliun dari Rp5,87 triliun pada periode yang sama tahun 2018.
Komisaris Utama TOWR, Tonny Kusnadi mengungkapkan, tahun 2019 adalah tahun dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi bagi perseroan.
"Kami menutup tahun 2019 dengan memiliki 19.319 tower dengan 33.346 penyewa dan 27.527 km jaringan kabel serat optik yang menghasilkan pendapatan, sehingga keseluruhannya menghasilkan pertumbuhan penjualan bersih, EBITDA dan laba bersih masing-masing sebesar 10,0%; 9,2% dan 6,5%," ungkap Tonny dalam annual report perseroan, seperti dilansir dari laman keterbukaan informasi BEI, Senin (13/4).
Tonny membeberkan, sepanjang 2019 TOWR berhasil mencatat pertumbuhan yang sangat baik, dengan memanfaatkan peluang investasi organik dan in-organik.
"Hal ini ditunjang oleh kegiatan investasi yang dilakukan oleh para operator untuk mengembangkan jaringan 4G-LTE secara nasional dan beberapa operator perlu menjual tower yang mereka miliki untuk membiayai pengembangan ini," bebernya.
Tercatat, laba bersih perseroan tahun buku 2019 sebesar Rp2,35 triliun atau meningkat 6,96 persen dibandingkan perolehan di sepanjang 2018 yang sebesar Rp2,2 triliun.
Sementara Ebitda perseroan pada akhir 2019 tercatat menjadi Rp5,39 triliun atau meningkat dibanding periode yang sama tahun 2018 sebesar 4,93 triliun.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan perseroan di 2019 tercatat sebesar Rp1,81 triliun atau lebih besar dibanding periode yang sama tahun 2018 yang senilai Rp1,54 triliun.
Laba bruto TOWR pada tahun 2019 tercatat Rp4,65 triliun atau mengalami peningkatan dari raihan pada tahun 2018 yang senilai Rp4,33 trililiun.
Adapun total liabilitas TOWR tercatat naik signifikan per 31 Desember 2019 yang mencapai Rp18,91 triliun, atau meningkat 26,7% dibanding tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, total aset TOWR per 31 Desember 2019 tercatat mencapai Rp27,67 triliun atau meningkat dibanding periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp22,96 triliun.
Rincinya, aset lancar perseroan per akhir 2019 senilai Rp2,47 triliun, sedangkan aset tidak lancar sebesar Rp25,19 triliun.

