Diperdagangkan Perdana di BEI, Saham VICI Naik 35 Persen

Pasardana.id - Diperdagangkan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis (17/12) saham PT Victoria Care Indonesia Tbk (IDX:VICI) terpantau langsung menguat signifikan hingga menyentuh auto reject atas (ARA) dengan naik 35% ke harga Rp135 per saham.
Sebelumnya, penawaran Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) PT Victoria Care Indonesia Tbk (VICI) mendapat respons positif dari kalangan investor di Bursa Efek Indonesia.
Hal itu terbukti dengan kelebihan pemesanan atau oversubscribed hingga 67 kali dari pooling, dengan dukungan sekitar 3.000 investor ritel.
Respon positif tersebut juga didorong oleh kinerja positif yang dicapai Victoria Care Indonesia serta rencana pengembangan bisnis di masa mendatang.
Direktur Utama PT Victoria Care Indonesia Tbk, Billy Hartono Salim menjelaskan, dalam memproduksi seluruh barang konsumsinya (consumer goods) VICI selama ini selalu mengedepankan inovasi produk.
"Semangat ini terus mendorong munculnya beragam produk personal care baru yang sesuai dengan permintaan pasar," beber Billy, dalam siaran pers,Kamis (17/12).
Dijelaskan Inovasi perseroan dilakukan dengan penambahan varian produk. Misalnya penambahan beragam warna pastel pada produk pewarna rambut Miranda.
Sebagai catatan, VICI saat ini memiliki market share terbesar untuk produk pewarna rambut di pasar domestik untuk segmen middle-to-low.
Di samping itu, VICI juga berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) dalam peluncuran produk pewarna rambut Miranda varian baru pastel color series.
Inovasi tersebut dilakukan untuk memperluas jangkauan pasar, dengan cara mengadakan event pewarnaan rambut serentak di 34 provinsi dengan peserta sebanyak 1.500 orang dan disiarkan secara daring langsung dari 34 provinsi.
“Kita disambut 10 ribu viewers lebih. Ini membuat kita yakin ke depan akan menunjang sales kita,” kata Billy.
Tidak hanya itu saja, VICI juga terus mengeluarkan beragam produk baru sesuai dengan tren dan kebutuhan industri. Baik tren dan kebutuhan di pasar domestik maupun internasional.
“Jadi hal-hal baru yang demand di pasar apa yang diperlukan. Kita dengan cepat melakukan penyesuaian di R&D (Research and Development) kami. Jadi R&D kami dalam waktu sekitar 6 bulan itu dan tim marketing bekerja ekstra keras untuk mengadaptasi dan memenuhi kebutuhan demand itu. Jadi itu yang kita lakukan. Kita one step ahead di depan kompetitor,” ungkap Billy.
Adapun, berbagai inovasi produk personal care yang dibuat oleh VICI, terbukti berhasil mendorong rata-rata pertumbuhan penjualan hingga 30% per tahun dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.
“Di bottom line-nya, laba bersihnya setiap tahun melonjak luar biasa,” jelas Billy.
Pertumbuhan bisnis VICI juga ditopang oleh rantai distribusi dan penjualan yang cukup solid. Baik rantai distribusi dan penjualan di pasar domestik maupun internasional.
Untuk pasar domestik, Billy menjelaskan saat ini produk-produk VICI telah menjangkau seluruh provinsi di Indonesia, dari Aceh sampai dengan Papua.
“Baik cover di modern chain store, traditional outlet, maupun di grosir, itu sudah kami lakukan hampir 30 tahun. Ini adalah kunci sukses dari perusahaan kami,” ungkap Billy yang telah berpengalaman di lini distribusi perusahaan selama hampir 35 tahun.
Sementara itu, di pasar internasional, VICI juga telah mengekspor produk-produknya ke luar Indonesia. Mulai dari Jepang, Tiongkok, hingga Brunei. Billy mengakui bahwa kinerja ekspor tahun ini memang sedikit melambat.
“Tapi pasar ekspor tahun depan di Q2 itu sudah mulai terasa, karena kita sudah ekspor ke beberapa negara,” ungkap Billy.
Untuk 2020 ini, Billy mengungkapkan, VICI masih optimis dapat menjaga pertumbuhan pendapatan seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
“Sampai akhir tahun, kita akan tutup growth 30% lagi. Jadi mudah-mudahan pertumbuhannya bisa luar biasa, di situasi yang sulit ini, dengan bottom line 25% lebih dari 2019,” ujar Billy.
Sementara hasil perolehan dana dari 1,008 miliar lembar saham yang ditawarkan ke publik rencananya akan dipakai untuk menunjang pertumbuhan bisnis VICI.
Dengan rincian penggunaan sebanyak 26% untuk menunjang fasilitas pergudangan dan 74% untuk menambah modal kerja.
“Karena dalam situasi seperti ini kita memerlukan fasilitas pergudangan untuk menyimpan produk-produk kami. Kemudian dengan sales yang tinggi, piutang yang semakin tinggi, keep stock inventory juga tinggi, maka kami mengantisipasi berbagai hal tersebut dengan menambah modal kerja,” jelas Billy.
Khusus dalam situasi pandemi covid-19, yang mulai merebak sejak Maret lalu,VICI telah berhasil memproduksi dan mendistribusikan produk dalam kategori Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), seperti hand sanitizer dan disinfektan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat ini. Tentunya hal itu akan menyumbang pertumbuhan penjualan sampai dengan tahun 2021.
Untuk diketahui, produk-produk yang dihasilkan VICI adalah produk konsumen yang merupakan kebutuhan sehari-hari dengan mengedepankan inovasi, sehingga produk yang dihasilkan dapat memberikan nilai tambah dalam menunjang lifestyle di tengah masyarakat.