Usai Pecah Saham, FAST Incar Dana Rp450 Miliar Dari Right Issue

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Fastfood Indonesia Tbk (FAST) siang ini menyetujui rencana pemecahan harga nomimal saham (stock split) dari Rp100 menjadi Rp50. Sehingga jumlah saham perseroan akan menjadi 3,8 miliar saham.

Direktur FAST, Justinus Dalimin Juwono mengatakan, pemecahan nilai saham dengan rasio satu banding dua tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan likuiditas perdagangan efek perseroan di bursa.

“Kalau stock, kita perlu likuiditas, sebab saat ini saham kita hanya 1,9 miliar lembar saham dan kalau double akan mencapai 3,9 miliar saham atau hampir 4 miliar lembar saham. ” kata Juwono di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Masih menurut dia, pelaksanaan stock split akan dilakukan dalam kurun waktu 12 bulan setelah persetujuan RUPSLB.

“Kita akan lakukan stock split dalam waktu secepatnya,” kata dia.

Dia melanjutkan, usai melakukan stock split perseroan akan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau right issue, dengan melepas saham baru sebanyak-banyaknya 350 juta saham.

“Dananya akan digunakan untuk ekspansi gerai KFC dan pembukaan merek dagang waralaba baru Taco Bell,” kata dia.

Menurutnya, manajemen merencanakan, sepanjang tahun ini akan membuka 20 hingga 30 gerai KFC baru dan memperbaiki 100 gerai lama KFC.

“Untuk kebutuhan dana ekspansi itu, kami butuh dana senilai Rp450 miliar,” kata dia.

Disamping itu, lanjut dia, perseroan telah mendapatkan hak merek dagang dari waralaba Taco Bell. Pada tahap awal perseroan akan membuka lima gerai Taco Bell di sekitaran Jabodetabek.

“Bulan April ini kami akan buka lima gerai Taco Bell dengan biaya investasi Rp5 miliar hingga Rp7 miliar per gerai,” jelas dia.

Adapun dana pembukaan lima gerai Taco Bell itu, kata dia, akan berasal dari kas internal.

“Untuk awal pembukaan gerai Taco Bell kami menggunakan kas internal,” terang dia.