Pendapatan Bersih Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) Turun 18,1 Persen
Pasardana.id - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatatkan Pendapatan Bersih sebesar US$1,053.7 juta per 30 Juni 2019.
Angka tersebut lebih rendah 18,1% y-o-y akibat dari harga jual rata-rata yang lebih rendah dari semua produk, terutama untuk Ethylene dan Polyethylene.
"Kinerja keuangan kami selama paruh pertama 2019 mencerminkan moderatnya margin petrokimia global karena penambahan kapasitas, pelemahan permintaan dan ketidakpastian yang disebabkan oleh ketegangan perdagangan AS-Cina," ujar Suryandi, Direktur Chandra Asri Petrochemical dalam Keterbukaan Informasi BEI, Selasa (24/9/2019).
Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2019, disebutkan bahwa beban pokok pendapatan perseroan turun 12.4% menjadi US$918.8 juta dari US$1,048.3 juta di periode yang sama 2018 karena biaya bahan baku yang lebih rendah, terutama Naphtha yang berkurang menjadi rata-rata US$547/MT dari US$627/MT di periode yang sama 2018.
EBITDA perseroan juga turun 46.3% menjadi US$125.0 juta dari US$232.8 juta pada periode yang sama 2018. Hal itu disebabkan oleh margin petrokimia yang lebih rendah, didorong oleh moderatnya margin kimia.
Sementara itu, laba bersih setelah pajak perseroan mengalami penurunan menjadi US$33.3 juta, atau turun 71,1% dari periode yang sama tahun 2018 yang tercatat sebesar US$115.5 juta.
Laba Bersih Setelah Pajak juga mencerminkan bagian rugi bersih entitas asosiasi sebesar US$8.5 juta, yang timbul dari usaha patungan di PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) saat peningkatan operasi.
Lebih lanjut Suryandi menjelaskan, perseroan terus mengamati permintaan yang kuat di dalam negeri, didukung oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil.
"Tingkat operasi kami memuaskan pada tingkat 100% di seluruh pabrik hulu dan hilir," terangnya.
Perseroan, lanjut Suryandi, memperoleh EBITDA untuk YTD Juni 2019 sebesar US$125 juta, mencerminkan margin industri siklus
menengah sebesar 12%. Perusahaan terus mempertahankan likuiditas dan fleksibilitas finansial yang kuat, dengan saldo kas sebesar US$649 juta pada 30 Juni 2019.
Di sisi lain, perseroan juga berhasil memperoleh Rp750 miliar (US$52 juta) dari program Obligasi Berkelanjutan Rupiah perseroan dan memperoleh peningkatan kredit S&P menjadi BB- dengan outlook stabil dari peringkat sebelumnya yaitu B+ serta menerima pembebasan pajak untuk pabrik Polyethylene baru milik perseroan.
Menurut Suryandi, perseroan berada pada posisi yang baik untuk terus mempertahankan pertumbuhan yang menguntungkan. Rencana ekspansi CAP 2 untuk menggandakan kapasitas perusahaan secara efektif berjalan sesuai rencana dengan fokus pada pemilihan investor strategis untuk menjalin kemitraan guna kesuksesan jangka panjang.
Saat ini, perseroan sedang melakukan Turn-Around Maintenance (TAM) reguler yang dijadwalkan selama 55 hari mulai 1 Agustus 2019, untuk tie-in dengan pabrik Polyethylene baru berkapasitas 400 KTA dan ekspansi pabrik Polypropylene sebesar 110 KTA.
"Kami akan terus fokus pada kinerja keselamatan terbaik di kelasnya," tutup Suryandi.

