Imbal Hasil SUN Diperdagangan Senin Kemarin Bergerak Turun Ditengah Menguatnya Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Senin, 15 Juli 2019 kemarin, bergerak dengan mengalami penurunan di tengah menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika sebagai respon terhadap sentimen domestik.

Dalam riset yang dirilis Selasa (16/7/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, perubahan tingkat imbal hasil pada perdagangan awal pekan kemarin (15/7), mengalami penurunan di tengah menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

“Menguatnya rupiah tersebut diakibatkan dari faktor domestik sebagai respon terhadap disampaikannya pidato Jokowi terntang rencana pemerintah selama lima tahun kedepan,” jelas I Made.

Disamping itu, lanjutnya, pada perdagangan kemarin juga dirilis data neraca perdagangan yang mencatatkan surplus sebesar USD196 juta dimana nilai ekspor periode Juni turun 8,98% di level USD11,78 miliar dan nilai impor naik 2,80% di level USD11,58 miliar.

Adapun sentimen positif juga datang dari eksternal, dimana data pertumbuhan China masih mengalami kenaikan walaupun relatif sedikit melambat karena faktor perang dagang.

Ditambahkan, positifnya harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga seiring dengan akan diselenggarakannya lelang rutin Surat Utang Negara dengan target sebesar Rp15 triliun.

Hal tersebut turut mempengaruhi perubahan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana pada perdagangan di awal pekan kemarin perubahan imbal hasilnya hingga sebesar 10 bps masing - masing di level 6,466% untuk tenor 5 tahun, di level 7,082% untuk tenor 10 tahun, di level 7,454% untuk tenor 15 tahun dan di level 7,646% untuk tenor 20 tahun.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 2 - 24 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 9 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor pendek, 1 - 4 tahun.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak  dengan mengalami perubahan hingga sebesar 24 bps di tengah perubahan harga yang hanya berkisar antara 2—56 bps.

Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 6—11 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 65 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang juga mengalami penurunan dengan adanya perubahan hingga sebesar 14 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 140 bps.

Sementara itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasil dari INDO24 mengalami penurunan sebesar 1,2 bps di level 2,903% dan INDO29 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 3,279% setelah mengalami kenaikan harga masing - masing sebesar 5,5 bps dan 7 bps.

Adapun imbal hasil dari INDO44 mengalami penurunan terbatas dibawah 1 bps di level 4,288%, sedangkan untuk INDO49 mengalami peningkatan imbal hasil sebesar 0,2 bps di level 4,170% setelah mengalami penurunan harga berkisar sebesar 3,5 bps.