Dongkrak Industri Kreatif, Pemerintah Gelar Creative Talk Pengembangan Kewirausahaan

Foto : Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih. (ist)

Pasardana.id - Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) menggelar Creative Talk sebagai kick-off dari kegiatan pengembangan kewirausahaan melalui program Creative Business Incubator-Bali Creative Industry Center (BCIC), Minggu (14/7/2019).

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan melalui event rutin ini, pihaknya bertekad untuk terus menumbuhkan sektor industri kreatif dan memberi ruang bagi pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Sebab, selain mendorong peningkatan jumlah wirausaha baru, industri kreatif juga berperan penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional.

"Salah satu caranya adalah dengan menggelar Creative Talk sebagai kick-off dari kegiatan pengembangan kewirausahaan melalui program Creative Business Incubator-Bali Creative Industry Center (BCIC),” ujarnya.

Disampaikan Gati, lewat event ini pihaknya ingin membagikan pengetahuan kepada peserta tentang strategi pengembangan usaha, pemasaran produk, dan peningkatan motivasi dalam berwirausaha. 

Dirinya berharap adanya event ini bisa meningkatkan minat generasi muda atau generasi milenial dalam berwirausaha dan semangat untuk terus mengembangkan usahanya.

Sekedar informasi, pada tahun 2018, industri kreatif mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap PDB nasional, dengan diperkirakan mencapai Rp1.000 triliun. Adapun tiga subsektor yang memberikan sumbangsih besar terhadap ekonomi kreatif tersebut, yakni industri kuliner sebesar 41,69 persen, disusul industri fesyen (18,15 persen), dan industri kriya (15,70 persen).

Gati menambahkan, Kemenperin fokus memacu potensi ekonomi kreatif yang cukup besar tersebut. Langkah strategis ini juga untuk merebut peluang adanya bonus demografi di Indonesia.

“Pada tahun 2030 mendatang, Indonesia akan mengalami bonus demografi, di mana proporsi usia produktif penduduk usia 20-39 tahun diperoyeksi mencapai lebih dari 88 juta jiwa. Sehingga perlu dipersiapkan pengusaha-pengusaha muda yang nantinya bisa mengambil peluang dari bonus demografi itu," bebernya.

Sebagai negara yang besar dimana memiliki budaya yang sangat beragam, Gati menilai para pengusaha milenial ini tentu saja menjadi modal besar dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Oleh karena itu, Kemenperin mendirikan BCIC pada tahun 2015 lalu yang berfungsi sebagai wadah bagi para pelaku industri kreatif kriya dan fesyen untuk mengembangkan usahanya.

“Konsepnya di BCIC, yaitu meet-share-collaborate, dimana para pelaku industri bisa bertemu, berbagi pengalaman dan ide kreatif. Sehingga pada akhirnya bisa berkolaborasi untuk menciptakan karya bersama,” tandasnya.