ANALIS MARKET (26/6/2019) : Harga SUN Berpeluang Naik Namun Terbatas Seiring Menurunnya Persepsi Risiko

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini, Rabu (26/6), diperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) akan kembali berpeluang untuk mengalami kenaikan yang terbatas seiring menurunnya persepsi risiko yang tercermin pada turunnya angka Credit Default Swap (CDS).

Selain itu, penguatan yang terjadi pada pasar keuangan global diperkirakan akan berdampak terhadap pasar keuangan domestik termasuk pada pasar Surat Berharga Negara.

Demikian diungkapkan analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra dalam riset yang dirilis Rabu (26/6/2019).

“Adapun pelaku pasar masih akan mencermati perkembangan sentimen domestik terkait rilisnya data inflasi domestik periode Juni 2019 yang akan disampaikan pada pekan depan. Selain itu, naiknya harga minyak yang berdampak pada perubahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika juga menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan para pelaku pasar ditengah semakin memanasnya hubungan antara Amerika dan Iran,” jelas I Made.

Adapun dari faktor eksternal, imbal hasil dari US Treasury ditutup dengan penurunan yang terbatas.

Lebih rinci diungkapkan, tingkat imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup menurun di level 1,99% seiring dengan tenor 30 tahun yang juga ikut ditutup turun pada level 2,524%.

Penurunan tingkat imbal hasil US Treasury tersebut terjadi ditengah penurunan saham utamanya, dimana untuk indeks NASDAQ terpantau turun sebesar 151 bps di level 7884,72 dan indeks DJIA turun sebesar 67 bps di level 26548,22.

Adapun untuk imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan pada level 0,794% sejalan dengan surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 30 tahun yang turun di level 1,418%.

Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) bertenor 10 tahun ditutup mengalami kenaikan di level –0,328% dan yang bertenor 30 tahun berada di level 0,251%.

Rekomendasi

Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan fokus pada perubahan nilai tukar Rupiah.

Adapun terbatasnya perubahan harga di pasar sekunder, dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah seperti seri FR0053, FR0061, FR0043, FR0063, FR0056, FR0059, FR0064, FR0071, dan FR0073.

Sementara itu, kemarin (25/6), Pemerintah meraup dana senilai Rp8,00 triliun dengan melaksanakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk seri SPNS01122019 (reopening), PBS014 (reopening), PBS019 (reopening), PBS021 (reopening), PBS022 (reopening) dan PBS015 (reopening).